AMBONKITA.COM,- Mantan Sekda SBT, Jafar Kwairumaratu, diduga telah menguras anggaran belanja langsung dan tidak langsung tahun 2021 sebesar Rp28 miliar. Perbuatannya ini merugikan negara Rp2,5 miliar.
Jafar Kwairumaratu, eks Sekretaris Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) ini sudah diamankan di Rumah Tahanan Kelas IIA, Kota Ambon, Sabtu sore (17/8/2024).
Tersangka kasus dugaan korupsi ini sempat dinyatakan buron sejak 20 Maret 2024. Namanya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) setelah diketahui menghilang dari lingkungan tempat kerja dan kediamannya.
Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi Maluku, Rajendra D. Wiritanaya, mengatakan, modus kejahatan yang dilakukan Tersangka Jafar sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), bersama Terpidana Idris Lestaluhu, selaku Bendahara, berawal saat mereka melakukan pertanggung jawaban langsung dan tidak langsung dalam bentuk LS dan GU (LS dan GU adalah dua jenis uang persediaan (UP) yang digunakan untuk menentukan belanja).
Laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh Jafar dan Idris diduga fiktif, mark up dan sebagainya.
Jafar diduga telah memanipulasi beberapa dokumen keuangan saat pengajuan kwitansi – kwitansi dan Surat Perintah Membayar (SPM) dari terpidana Idris Lestaluhu.
Dokumen-dokumen pengajuan yang diajukan tidak pernah dilakukan pengujian, namun Tersangka langsung menandatanganinya dalam kapasitas selaku pengguna anggaran.
“DK sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara korupsi anggaran belanja langsung dan tidak langsung pada Setda Kabupaten SBT Tahun Anggaran 2021,” kata Rajendra kepada wartawan di kantor Kejati Maluku, Sabtu (17/8/2024).
BACA JUGA: Mantan Sekda SBT Mengaku Sehat saat Digelandang Jaksa
Dijelaskan, anggaran belanja langsung dan tidak langsung pada Setda SBT sebagaimana termuat dalam DPA SKPD Tahun 2021 sebesar Rp28.839.458.913. Rinciannya yaitu anggaran belanja langsung sebesar Rp12.789.905.293, dan belanja tidak langsung Rp16.049.553.620.
Dari pengelolaan anggaran yang diduga dimanipulasi ini, menyebabkan kerugian keuangan negara sebesar Rp2.582.035.800. Hal ini berdasarkan perhitungan kerugian keuangan negara oleh Inspektorat Provinsi Maluku.
“Tersangka DK telah dibawa ke Rutan Kelas IIA Ambon untuk menjalani penahanan selama 20 hari ke depan terhitung tanggal 17 Agustus sampai tanggal 5 September 2024, dan selanjutnya akan segera dilimpahkan ke Pengadilan untuk disidangkan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, kasus korupsi anggaran belanja langsung dan tidak langsung pada setda SBT tahun 2021 menjerat dua orang. Adalah Jafar Kwairumaratu selaku Sekda SBT, dan Idris Lestaluhu sebagai bendahara pengeluaran.
Idris Lestaluhu saat ini tengah menjalani hukumannya sebagai terpidana. Ia divonis bersalah selama 3 tahun penjara oleh majelis hakim pengadilan tindak pidana korupsi pada 3 Juli 2024.
Terpidana juga dihukum membayar denda sebesar Rp300 juta, subsider 3 bulan penjara. Idris juga wajib bayar uang pengganti sebesar Rp1.291.017.900 kepada negara dalam kurun waktu 1 bulan. Jika tidak, maka harta bendanya dirampas oleh negara. Apabila terpidana tidak memiliki harta benda maka diganti dengan kurungan badan selama 1,6 tahun penjara.
Editor: Husen Toisuta
AMBONKITA.COM,- Penyidik Direktorat Reskrimsus Polda Maluku kembali menetapkan satu tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan…
AMBONKITA.COM,- Terdakwa M. Bansa Latupono alias Anca, pemakai narkotika jenis ganja yang ditangkap di lorong…
AMBONKITA.COM,- Karo Ops Polda Maluku Kombes Pol. Ronald Reflie Rumondor, menekankan kepada setiap personel Satgas…
AMBONKITA.COM,- Terdakwa Rafly Rizky Usman Latua alias Usman, yang ditangkap di lorong gapura tanjung, desa…
AMBONKITA.COM,- Kepolisian Daerah Maluku kembali mengatur strategi melalui kegiatan Tactical Floor Game (TFG) guna mengamankan…
AMBONKITA.COM,- Tim penyidik tindak pidana khusus Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku, terus menyelidiki kasus dugaan korupsi…