AMBONKITA.COM,- Molucca Bamboowind Orchestra (MBO), kelompok musik orkestra yang cukup populer asal Maluku, akan kembali melakukan konser, berkolaborasi dengan Boi Akih, trio musik jazz dunia asal Amsterdam, Belanda.
Konser musik bertajuk From and To Infinity II ini, akan sangat berbeda dengan yang sebelumnya diselenggarakan pada September 2019 lalu di Kota Ambon. Kali ini ada perpaduan musik asal Bali yang akan dimainkan oleh musisi asli Pulau Dewata itu.
Konser musik perpaduan Eropa, Maluku dan Bali pada tahun 2022 ini, akan digelar selama 3 hari. Lokasi penyelenggaraan konser bertempat di Dusun Tuni, Negeri Urimessing, Kota Ambon.
Konser pertama diselenggarakan pada 4 Maret. Lokasinya berada pada RT 002/005. Sementara konser kedua berlangsung pada 7 Maret di Sekolah Dasar (SD) Tuni RT 004/005.
Sedangkan konser terakhir (ketiga) akan dihelat pada 11 Maret 2022 di markas MBO, lokasi pertama berlangsungnya konser musik yang kolaborasi antara MBO, Boi Akih dan Delta Dua, pada 2019 silam.
“Kami yang datang yaitu dari Boi Akih yakni saya, Niels Brouwer (komposer) dan Roon (sound). Ada juga I Made Subandi dari Bali,” kata Monica Akihary, vokalis Boi Akih kepada wartawan di Dusun Tuni, Kota Ambon, Senin (28/2/2022).
Monica mengaku beberapa lagu juga akan dinyanyikan menggunakan bahasa daerah dari Haruku, bahasa tanah (Maluku), dan bahasa Inggris. Akan ada juga improvisasi puisi.
“Kita akan bikin lebih bagus dari yang pertama, komposisi baru, tapi inspirasi masih sama,” tambah Niels Brouwer.
Di tempat yang sama, pendiri sekaligus konduktor MBO, Rence Alfons, mengaku konser musik akan digelar di Dusun Tuni.
Menurutnya, Tuni menjadi pilihan tempat digelarnya konser musik orkestra karena merupakan salah satu daerah wisata berbasis musik yang ditetapkan oleh Wali kota Ambon.
“Konser kembali kita laksanakan di Dusun Tuni karena berdasarkan SK (Surat Keputusan) Wali kota Tuni merupakan dusun tujuan wisata berbasis musik,” katanya.
Di sisi lain, tambah Rence, dampak ekonomi juga akan dirasakan masyarakat setempat.
“Materi konser akan kita main berbeda. Tanggal 4 itu Boi Akih, MBO main sendiri-sendiri. Tanggal 7, Boi Akih dan Bli Subandi main dengan 10 sekolah ploting, dan tanggal 11 kolaborasi,” sebutnya.
Kelompok musik MBO, lanjut Rence, akan mengerahkan sebanyak 26 musisi yang berstatus pelajar. Mulai dari anak-anak SMP sampai dengan perguruan tiinggi.
“Jadi MBO ada 26 tim dari SMP sampai kuliah. Boi Akih ada 3, ditambah dengan Bli Subandi (dari Bali),” sebutnya.
Sementara itu, I Made Subandi, mengakui jika Ambon layak ditetapkan sebagai kota musik dunia.
“Ambon memang kota musik. Saya tes anak-anak main suling, vokal bagus, tidak fals. Anak-anak belajar musik tidak tanggung-tanggung di sini. Unsur musiknya sangat tinggi sekali,” kata Subandi.
Dia mengaku, selama kurang lebih 10 tahun berkolaborasi dengan Boi Akih, Subandi mendapat banyak pengalaman dan pelajaran berharga.
“Musik itu sentusan rasa, kolaborasi hampir 10 tahun (dengan Boi Akih) merupakan inspirasi bagi saya, buat saya banyak belajar,” kata dia.
Berbicara musik, lanjut Subandi, banyak orang mampu menguasai teknik. Namun sisi lain keunikan musik itu sendiri, belum tentu semua orang bisa atau sama.
“Tekhnik banyak, tapi unik itu belum tentu. Yang saya temukan dengan Boi Akih ini karena uniknya. Saya banyak belajar di sini,” tandasnya.
Ketua RT 004 Dusun Tuni, memberikan apresiasi atas penyelenggaraan konser musik orkestra yang berkolaborasi dengan musisi-musisi luar.
“Beta (saya) melihat ini hal yang positif. Kami harapkan nanti ada anak-anak baru, yang bisa menggantikan musisi-musisi kita saat ini. Beta berterima kasih, dan beta sangat mendukung,” pungkasnya.
Editor: Husen Toisuta
Discussion about this post