AMBONKITA.COM,- La Riwi (54) dan Francisco Welerubun (24), warga kota Tual, Maluku, yang dilaporkan hilang di laut ditemukan selamat dalam kondisi lemas.
Mereka ditemukan terombang-ambing di perairan laut Banda oleh Eben Satumalay, nelayan asal negeri Latuhalat, Kota Ambon, Maluku, Selasa (20/6/2023).
La Riwi dan Francisco ditemukan terombang-ambing dengan KM Berkat 21. Kapal tersebut mengalami kerusakan mesin sejak berangkat dari Tual tanggal 10 Juni 2023.
Kepala Basarnas Ambon, Mustari, dalam keterangannya menyebutkan, peristiwa yang membahayakan nyawa manusia di laut ini telah dilakukan pencarian selama 6 hari.
Operasi SAR terhadap kedua korban dilakukan oleh tim SAR Gabungan yang terdiri dari Pos SAR Tual, Banda, dan unsur potensi SAR lainnya.
“Kedua nelayan ini dilaporkan hilang kontak di sekitar perairan Tanimbar – Kei,” jelasnya.
Sesuai data perhitungan SAR MAPS pada hari keenam operasi pencarian, menunjukan arus laut mengarah ke arah utara perairan laut Banda, Kabupaten Maluku Tengah.
BACA JUGA:Â Balas Dendam Picu Pembacokan yang Berujung Kematian di Tial
“Tim Rescue Pos SAR Banda beserta unsur potensi SAR dikerahkan menuju sejumlah titik koordinat sejak pukul 07.00 WIT,” katanya.
Hingga pukul 13.00 WIT, tim SAR gabungan mendapat informasi dari Koordinator Pos SAR Banda terkait penemuan kedua nelayan tersebut.
“Korban ditemukan di perairan laut banda -+ 24 Nm dari Tanjung Nusaniwe (Kota Ambon) dalam keadaan selamat namun lemas,” ungkapnya.
Melalui sambungan telepon, Mustari mengaku kalau pihaknya mencoba berkomunikasi dengan nelayan asal desa Latuhalat yang menemukan kedua korban. Nelayan tersebut mengaku kedua korban telah dievakuasi ke Dusun Latukolan, Desa Latuhalat untuk mendapatkan perawatan.
“Kemudian kami kerahkan tiga personil Kantor SAR Ambon menuju Dusun Latukolan guna menjemput kedua korban,” ungkapnya.
Berdasarkan keterangan salah satu korban, kata Mustari, KM Berkat 21 hendak menuju Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, tanggal 10 Juni 2023.
Di tengah perjalanan atau tepat di perairan Tanimbar, mesin kapal mengalami kerusakan (mati total). Upaya perbaikan pun dilakukan namun tidak berhasil.
“Jadi selama sepuluh hari mereka hanyut terbawa arus. Kedua korban bertahan dengan makanan seadanya, dan akhirnya bertemu dengan Bapak Eben Satumalay yang menolong mereka,” kata Mustari mengutip keterangan salah satu korban.
Dengan ditemukannya kedua korban, Mustari mengaku Operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup.
“Seluruh unsur potensi SAR yang terlibat dikembalikan ke satuan masing-masing dengan ucapan terima kasih,” pungkasnya.
Editor: Husen Toisuta
Discussion about this post