AMBONKITA.COM,- Sebanyak 64 orang Aparat Sipil Negara (ASN) yang mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat II angkatan ke-25 di Provinsi Maluku, dinyatakan lulus.
Hal ini terungkap saat dilakukan penutupan PKN Tahun 2022 yang berlangsung di Kantor BPSDM Provinsi Maluku, Kota Ambon, Selasa (13/12/2022).
PKN ditutup secara resmi oleh Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN, Lembaga Administrasi Nasional (LAN) RI, Muhammad Taufiq. Ia didampingi Penjabat Sekda Maluku, Sadali Ie, dan Kepala BPSDM Maluku, Hadi Sulaiman.
Sebelumnya, pelaksanaan PKN dibuka Gubernur Maluku, Murad Ismail yang didampingi Kepala LAN RI, Adi Suryanto, pada Selasa (23/8/2022) lalu.
PKN sebelumnya diikuti oleh 65 ASN yang berasal dari jajaran Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon, Kota Tual, Kabupaten Buru, Kepulauan Tanimbar, Seram Bagian Timur, Kota Ternate (Maluku Utara) dan Kabupaten Sorong Selatan (Papua Barat).
64 orang yang dinyatakan lulus, 18 diantaranya memperoleh predikat sangat memuaskan dan 46 lainnya mendapatkan predikat memuaskan.
BACA JUGA:Â Evaluasi Stunting 2022, Ini Harapan Gubernur Maluku
PKN sendiri bertujuan untuk mengembangkan kompetensi jabatan untuk memenuhi standar kompetensi manajerial Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. Para peserta diharapkan dapat menampilkan kinerja organisasi yang memuaskan, sehingga diperlukan perubahan oganisasi yang bersifat strategis.
Gubernur Maluku, Murad Ismail dalam sambutannya yang dibacakan Penjabat Sekda Maluku, Sadali Ie, berharap, keberhasilan yang telah diraih dapat menjadi syarat utama untuk memenuhi standar kompetensi jabatan. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 38 Tahun 2017.
Murad menitipkan dua pesan penting kepada para peserta. Sebagai seorang pemimpin, kata dia, harus memiliki kredibilitas dan reputasi yang hebat. Sehingga mampu memberikan inspirasi dan motivasi kepada setiap orang, dalam setiap detik di kehidupan mereka.
Motovasi diberikan agar mereka dapat bersemangat dan bangkit bersama dengan inovasi (perubahan) baru. Juga dapat membuat setiap orang menyadari bahwa perubahan itu penting.
“Perubahan untuk mengubah hal-hal yang tertinggal zaman dengan hal-hal baru yang sesuai peradaban saat ini,” pintanya.
Kedua, Murad meminta sebagai pemimpin haru dapat bersama-sama membangun tekad untuk memperbaiki, mengkoreksi cara berpikir, serta cara memandang persoalan.
“Mungkin dulunya lebih banyak dilihat dari kepentingannya sendiri, kelompok, instansi dan sektornya, tapi mulai saat ini, marilah kita mencoba melihat persoalan secara lebih utuh dari perspektif kepentingan publik yang lebih besar,” katanya.
Murad mengajak peserta kelak menjadi pemimpin untuk dapat membangun komitmen bersama-sama agar memberikan kontribusi terhadap perbaikan kualitas instansi masing-masing.
“Mari kita tingkatkan semangat dan keberanian kita untuk mengambil tindakan dan resiko dalam rangka menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi kepentingan publik,” tandasnya.
Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI, Muhammad Taufiq, mengatakan, dalam konteks perubahan, pemimpin harus mampu mengajak orang lain, baik pimpinan maupun bawahannya untuk maju bersama melakukan perubahan. Sebab, perubahan merupakan esensi dari seorang pemimpin di manapun mereka memimpin suatu organisasi. Mereka dituntut membawa perubahan di lingkungan organisasi.
“Para pemimpin ini ibarat Kafilah yang membawa kelompoknya bergerak dari satu titik ke titik yang lain. Kuncinya, dia perlu kompas untuk bisa menentukan perubahan. Kompas tadi adalah niatan yang tulus untuk memberikan layanan terbaik sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Bukan untuk menuai pujian, menumpuk kekayaan tapi sebagai ASN yang digaji dan dipercayai dengan jabatan sebagai pemimpin masyarakat,” pungkasnya.
Editor: Husen Toisuta
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Discussion about this post