AMBONKITA.COM,- Gubernur Maluku, Murad Ismail, memberikan bantuan kepada sejumlah korban konflik warga Sepa dan Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (18/1/2021). Ia meminta kepada kedua negeri untuk berhenti bermusuhan.
Bantuan berupa uang tunai sebesar ratusan juta rupiah dan 5 ton beras ini disalurkan langsung kepada para korban di kedua negeri bertetangga tersebut.
“Agama, suku, ras dan adat istiadat merupakan kekayaan yang tak ternilai. Hal ini merupakan modal utama pembangunan,” kata Murad.
Murad mengaku agama menganjurkan perdamaian, suku menampakan kesetiakawanan, ras menggambarkan kebersamaan, dan adat istiadat mewujudkan tata susila kehidupan.
Olehnya itu, mantan Komandan Korps Brimob Polri ini berharap pentingnya menempatkan agama, suku, ras dan adat istiadat dalam bingkai kebhinekaan.
“Saya cuma mau mengingatkan, berhentilah bermusuhan, berkelahi dengan sesama dan sebagainya. Dan bagi umat Islam, kebetulan kurang dari 70 hari lagi, kita memasuki bulan Ramadan,” pintanya.
Murad mengaku, konflik sosial yang sering terjadi antar kampung/desa dalam wilayah provinsi Maluku, lebih disebabkan oleh emosi sesaat tanpa perhitungan. Kondisi itu merupakan potensi negatif yang harus dihilangkan, karena berdampak pada kesengsaraan dialami masyarakat.
“Di sisi lain, tidak ada konflik yang bisa memberikan kebahagiaan. Masalah ego tidak ada artinya. Jadi, saya minta sama bapak raja (Penjabat Negeri Tamilouw dan Raja Sepa) harus mengajak masyarakatnya jauh dari konsumsi minuman keras. Saya ingatkan, karena saya sayang kepada kalian,” ujarnya.
Mantan Kapolda Maluku ini juga meminta pemuka agama, tetua adat, saniri negeri, tokoh agama, masyarakat, pemuda dan perempuan pada kedua negeri untuk mewaspadai informasi bohong (Hoax).
“Sudahi perselisihan. Kedepankan asas persaudaraan, menahan diri, menyerahkan kendali keamanan kepada pihak berwajib untuk berkontribusi positif membantu aparat keamanan,” imbaunya.
Murad mengaku sedang berada di Jakarta saat konflik warga terjadi di kedua negeri adat tersebut.
“Saat itu Istri saya WA (chat whatsaap) ke saya terkait kejadian ini. Saya sampaikan setiba di Ambon, kita bawa bantuan kesana, karena ada yang luka, ada yang korban, sehingga kita berikan kebahagiaan, sedikit tali kasih,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Murad juga menyampaikan terima kasih kepada Forkopimda Kabupaten Maluku Tengah beserta seluruh lapisan masyarakat atas kerjasama dalam penanganan konflik sosial.
“Saya minta, mudah-mudahan kali yang pertama dan terakhir, saya datang di negeri ini (Kedua negeri), kejadian tidak penting ini tidak terulang lagi. Kalau masih ada konflik, mungkin saya tidak akan pernah datang ke sini lagi.”
“Kalau hal-hal begitu terjadi, yang rugi siapa? Kita juga yang rugi. Tidak ada untungnya. Kalau kalian pengen saya dan istri saya sayang sama kalian dan sebaliknya, tolong hiduplah dengan rukun agar kondisi dan situasi Maluku selalu aman dan damai,” pintanya.
Hasan, 30 tahun, warga Negeri Sepa, menyambut baik kehadiran Gubernur. Baginya, kunjungan orang nomor satu di Maluku ini selain bisa melihat secara dekat kondisi warga sekaligus bersilaturahmi dengan masyarakat setempat. Ia berharap, kunjungan Gubernur menjadi pintu rekonsiliasi internal bagi kedua negeri.
“Tentunya tujuan bapak Gubernur di sini untuk memperbaharui hubungan perdamaian yang harmonis dan baik. Mengingat, kondisi masyarakat Maluku yang majemuk berpotensi menimbulkan konflik. Namun, dengan adanya Pela Gandong, rukun kompak dan persaudaraan antar umat beragama, berikhtiar dan bekerja keras untuk memajukan negeri maka kerukunan bisa dibentuk,” harapnya.
Editor: Husen Toisuta
Discussion about this post