AMBONKITA.COM,- Seorang bocah perempuan berusia 9 tahun, berinisial CL, ditemukan tak bernyawa di sekitar kawasan lokalisasi di Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, Minggu (21/08/22).
Korban diduga dibunuh setelah diperkosa, bocah perempuan itu ditemukan oleh ayahnya sendiri. Informasi yang dihimpun menyebutkan sang ayah menemukan sandanya, baru kemudian menemukan pakaian dalam dan jasad anak perempuannya itu.
Informasi lainnya menyebutkan bocah ini pergi ke kawasan tersebut untuk mengantar minuman soda untuk tantenya namun ditunggu-tunggu tak kunjung datang, lantas sang ayah mencari dan menemukannya.
Meski akhirnya pelaku sudah ditangkap Senin (22/08/22) sehari setelah temuan jenazahnya namun sejumlah pihak menyayangkan peristiwa keji tersebut.
Suara Milenial Maluku (SMM) dan Gerak Bersama Perempuan Maluku mengecam keras tindakan kekerasan seksual dan kematian korban yang masih di bawah umur tersebut.
Wulan Reasoa dari SMM menyebutkan perbuatan pelaku tidak bisa dianggap perbuatan biasa tapi sudah kategori extraordinary crime atau kejahatan luar biasa, memperkosa sekaligus membunuh tidak lagi dianggap kejahatan biasa. ‘’ Apalagi terhadap seorang anak kecil, ini sangat keji,’’ tegas Wulan.
Pelaku dianggap sudah melanggar hak asasi manusia dan layak disebut extraordinary crime.
‘’Bagi kami hal ini tidak bisa dianggap wajar, hukum harus ditegakkan pelaku harus diganjar dengan hukuman maksimal,’’ harap Wulan.
Hal senada disampaikan aktifis Gerak Bersama Perempuan Maluku, Lusi Peilouw. Menurut Lusi Indonesia baru saja merayakan hari kemerdekaan ke 77 dengan mengeluarkan anggaran milyaran, lantas mengapa anak-anak Indonesia masih ada yang mengalami hal yang mengenaskan ini.
‘’ Mengapa anggaran milyaran itu tidak digunakan untuk melindungi anak-anak dari ancaman kejahatan sekeji ini, mengapa tunggu ada kasus baru bertindak,’’ tanya Lusi.
Dia mengakui kurangnya sosialisasi dan pembinaan mental serta budaya patriarkhi yang terlalu kuat menyebabkan anak-anak terutama anak perempuan tidak berani melawan tindak kekerasan terhadap mereka.
‘’Seharusnya Negara hadir untuk ini, apalagi ini di wilayah-wilayah yang minim pengawasan dan edukasi,’’ jelasnya melalui rilis.
Karena itu kedua gerakan ini menuntut agar tidak ada lagi korban-korban berikutnya maka gerakan ini menyerukan :
AMBONKITA.COM,- DPRD Provinsi Maluku menggelar rapat paripurna untuk penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa…
AMBONKITA.COM,- Kapolsek Kawasan Pelabuhan Yos Sudarso (KPYS) Ambon, AKP. Julkisno Kaisupy bersama sejumlah anggotanya mendapatkan…
AMBONKITA.COM,- Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif kembali mengingatkan personel untuk terus meningkatkan pelayanan masyarakat,…
AMBONKITA.COM,- Bakal Calon (Balon) Bupati Buru, Azis Hentihu, mengembalikan formulir pendaftaran atau resmi mendaftar di…
AMBONKITA.COM,- Ketua DPW Angkatan Muda Kei (AMKEI) Provinsi Maluku, Efendi Notanubun, mengajak seluruh masyarakat Kei…
AMBONKITA.COM,- Tidak seperti di daerah lainnya yang melakukan aksi unjuk rasa, peringatan hari buruh internasional…