AMBONKITA.COM,— Ketua Komisi III DPRD Maluku, Alhidayat Wajo, menyoroti belum optimalnya kesiapan fasilitas di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Penegasan ini disampaikan kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan tersebut usai melakukan peninjauan lapangan bersama pihak terkait.
Menurutnya, kepadatan penumpang di Pelabuhan Yos Sudarso terjadi karena banyak penumpang dari luar provinsi yang harus melakukan transit sambil menunggu jadwal kapal lanjutan. Kondisi ini berbeda dengan pelabuhan lain yang relatif tidak mengalami penumpukan.
“Di Yos Sudarso penumpang banyak karena mereka dari luar provinsi dan harus transit. Ada yang bisa pulang ke keluarga, tapi banyak juga yang tidak punya keluarga di Ambon, sehingga terpaksa bermalam di pelabuhan,” kata Alhidayat.
Ia juga menyoroti kebutuhan dasar seperti toilet, tempat mandi, tenda penampungan, hingga pos pengaduan mestinya sudah disiapkan sejak awal. Namun fakta di lapangan menunjukkan kesiapan tersebut belum maksimal.
“Laporan ke kami seolah-olah semua sudah siap, tapi kenyataannya di lapangan tidak seperti itu. Tanggal 16 belum siap apa-apa, padahal puncak arus Natal dimulai 17 Desember. Ini yang membuat kami kecewa,” tegasnya.
Alhidayat mengaku sempat terpancing emosi karena keluhan penumpang sangat banyak, mulai dari keterbatasan toilet, tidak adanya tempat berteduh, hingga praktik calo tiket (TKB) yang semakin meresahkan.
“Hal-hal sederhana seperti toilet, tempat mandi, tenda, ini seharusnya sudah dipikirkan dari awal. Untung ini bukan musim hujan. Bayangkan kalau hujan, kondisinya akan lebih parah,” ujarnya.
Ia juga meminta agar seluruh pos pengamanan Natal diaktifkan, sehingga masyarakat dapat menyampaikan keluhan secara langsung dan cepat ditindaklanjuti.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, Mohammad Malawat, mengakui masih terdapat kekurangan dalam kesiapan fasilitas di Pelabuhan Yos Sudarso. Pihaknya akan segera melakukan koordinasi lintas instansi untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Memang tadi kita temukan kondisi di lapangan belum siap sepenuhnya. Tempatnya sempit, toilet terbatas. Ini akan segera kami koordinasikan, termasuk penambahan tenda dan penyediaan toilet portable,” ujar Malawat.
Persoalan penumpang yang menginap di pelabuhan bukan hanya terjadi saat Natal dan Tahun Baru, melainkan masalah lama yang telah berulang setiap tahun. Hal ini, menurutnya, juga sudah menjadi catatan dalam desain pengembangan pelabuhan ke depan.
“Penumpang memilih tinggal di pelabuhan karena tidak punya cukup biaya atau ditolak penginapan akibat barang bawaan yang banyak. Ini sudah lama kami sampaikan ke pengelola pelabuhan dan akan diperhitungkan dalam desain pelabuhan yang baru,” jelasnya.
Malawat memastikan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan PU, Pelindo, BNPB, serta aparat terkait untuk penambahan tenda, toilet mobil, dan pengamanan guna mengantisipasi lonjakan penumpang.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Setelah ini kami akan langsung berkoordinasi untuk menyiapkan fasilitas tambahan, terutama di Pelabuhan Yos Sudarso,” tandasnya.
Editor: Husen Toisuta
BACA BERITA TERKINI AMBONKITA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS









