Maluku Belum Umumkan Upah Minimum Provinsi 2022

AMBONKITA.COM,- Pemerintah Daerah Maluku belum mengumumkan berapa besar Upah Minimun Provinsi (UMP) Tahun 2022 mendatang. Padahal, Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziyah telah meminta penetapan UMP paling lambat 20 November 2021.

Plt Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Maluku, Endang Diponegoro, mengatakan, pengumuman UMP 2022 akan disampaikan setelah Gubernur Maluku Murad Ismail tiba di Ambon.

“UMP itu Pak Gub (Gubernur) belum tandatangan. Kalau Pak Gub belum tandatangan, kita belum berani kasih keluar,” kata Endang saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya Senin (22/11/2021).

Ia mengaku, saat ini Murad Ismail sedang melaksanakan ibadah Umroh di Mekah, Arab Saudi. Beliau rencananya kembali ke Jakarta pada Kamis (25/11/2021).

Setibanya di Jakarta, Murad tidak langsung kembali ke Ambon karena masih menjalani karantina di Jakarta.

“Nanti (tanggal) 26 saya ke sana (Jakarta) susul beliau untuk tandatangan, karena beliau harus karantina lagi, nanti saya kasih infonya (kalau sudah ditandatangani),” pungkasnya.

Untuk diketahui, Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi RI, Ida Fauziyah pada 17 November 2021 memastikan UMP 2022 rerata mengalami kenaikan sebesar 1,09 persen. Kenaikan tersebut mengikuti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

Penetapan UMP oleh Gubernur paling lambat 21 November 2021. Karena bertepatan hari libur nasional, penetapannya harus diundur paling lambat 20 November 2021.

Sementara untuk penetapan Upah Minimum Kota (UMK) paling lambat diumumkan pada 30 November 2021, setelah penetapan UMP. Ini sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 561/6393/SJ Hal Penetapan Upah Minimum 2022 kepada seluruh Gubernur.

Tahun 2021 sendiri, UMP Maluku tercatat sebesar Rp 2.604.961. Jumlah ini tidak mengalami kenaikan apabila dibandingkan tahun 2020. Ini berdasarkan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/11/HK.04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi Tahun 2021 pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Penulis: Husen Toisuta