AMBONKITA.COM,- Penantian masyarakat Negeri Seith untuk memiliki Raja definitif, berakhir. Ini setelah bertahun-tahun lamanya, pengukuhan Raja secara adat yang lama dinanti, akhirnya kembali dilaksanakan pada Rabu (12/1/2022).
Pagi itu, tampak antusias masyarakat Negeri yang berada di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah tersebut. Mereka ingin menyaksikan dari dekat prosesi pengukuhan adat Raja Negeri Seith, Rivi Ramli Nukuhehe.
Sejak subuh, prosesi adat pengukuhan Upu Latu Uliala Leisiwa Hena Seith (Raja) dimulai. Usai shalat subuh, Raja menuju Pale, tempat persinggahan. Pale berada di dalam hutan, belakang negeri Seith.
Dari Pale, Raja yang dikawal ketat oleh para Kapitan ini berjalan sambil diiringi tarian cakalele. Ia menuju rumah tao (rumah tua) Nukuhaly, sebelum ke kediaman Raja Nukuhehe untuk menunggu dua saudaranya dari Negeri Kaitetu dan Negeri Lima.
Dalam prosesi adat tersebut juga hadir saudara Gandong negeri Seith dari Ouw, Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah.
Sebelum dikukuhkan secara adat, Raja terlebih dahulu menuju Masjid Tua Negeri Seith, Kota Husein. Usai menunaikan shalat sunat di dalam Masjid Kota Husein, ia lalu menuju Baileo atau Pale Amaitu untuk dikukuhkan sebagai Upu Latu Uliala Leisiwa Hena Seith.
Pengukuhan Raja ditandai dengan pemasangan Mahkota. Mahkota tersebut dipasangkan atau diserahkan oleh Upu Tupan dari rumah tao Nukuhaly (yang atur pemerintahan zaman dulu). Pemasangan itu disaksikan oleh Raja Negeri Lima dan Raja Negeri Kaitetu, serta Kapitan Negeri Seith.
“Late ini sebenarnya tempat persinggahan setelah hancurnya Wawane (salah satu kerajaan Islam di tanah Hitu),” kata Ismail Hatuhe, ketua seksi adat.
Supiyat Haupeaya, Ketua Panitia Pengukuhan Adat Raja Negeri Seith, mengaku lazimnya tradisi ini dilakukan setelah usai pelantikan secara pemerintahan.
Pengukuhan adat dimaksudkan memberikan sebuah legitimasi terhadap Raja untuk secara defacto memimpin hal yang menyangkut adat istiadat.
“Alhamdulillah kegiatan ini dilaksanakan dengan aman dan lancar, nuansanya adalah nuansa adat,” kata Supiyat.
Raja, kata dia, memiliki tugas-tugas ganda. Dari perspektif pemerintahan Raja ditugaskan oleh pemerintah untuk menangani semua yang berkaitan dengan bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Juga pembangunan-pembangunan yang selama ini diperhatikan, lalu tertibnya masyarakat dalam kehidupan sosial ini yang kemudian menjadi salah satu tugas penting,” jelasnya.
Dengan pengukuhan adat tersebut, maka kekosongan atau penantian Raja selama ini oleh masyarakat akhirnya terwujud.
“Kalau tidak salah itu kurang lebih 6 sampai 7 tahun terjadi kekosongan Raja (hanya diisi pejabat),” katanya.
Pengukuhan adat Raja Seith, dihadiri Gubernur Maluku, Murad Ismail didampingi istri Widya Pratiwi, dan Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal. Hadir pula Rektor Unpatti Ambon M.J. Saptenno dan pejabat lingkup provinsi dan kabupaten setempat.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Maluku saya menyampaikan selamat atas proses pengukuhan adat Raja Negeri Seith,” kata Gubernur Murad dalam sambutannya.
Ritual adat pengukuhan Raja, kata dia, merupakan momen bersejarah untuk anak negeri. Hal itu memiliki pesan dan makna simbolik sebagai perwujudan untuk menjaga, memantapkan keberlangsungan nilai budaya, kearifan lokal yang telah digagas para leluhur.
Pengukuhan adat, lanjut Murad, bukan saja sebagai sebuah seremonial tetapi sebagai bentuk tanggung jawab moril untuk melestarikan dan mewariskan nilai kepemimpinan yang amanah, tanggung jawab serta selalu berpihak kepada kepentingan rakyat.
Pengukuhan adat ini akan membentuk karakter identitas kultural dan peradaban yang dapat memperkuat harmoni dan persaudaraan, dalam masyarakat bahkan bisa menjadi modal sosial dalam pembangunan bangsa dan negara terutama Maluku.
“Kepada bapak Raja yang hari ini dikukuhkan dan seluruh warga masyarakat agar selalu diberi keteguhan, persaudaraan dan persatuan dalam menjaga dan membangun, menuju negeri yang maju dan sejahtera,” pintanya.
Di tempat yang sama, Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal, berharap kelompok masyarakat adat selaku komponen penting dalam gerak sejarah pengembangan daerah, senantiasa dilibatkan. Pelibatan dilakukan dalam setiap proses pembangunan di daerah, mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaannya, agar akselerasi pembangunan negeri dapat meningkat.
“Hal ini penting untuk saya sampaikan karena peran serta masyarakat sangat menentukan kemajuan pembangunan pada segala aspek dan dimensinya,” harapnya.
Penulis: Husen Toisuta
Discussion about this post