AMBONKITA.COM,- Dua penggalan video yang menampakan sejumlah petugas covid-19 dihujani batu dan dikejar massa, viral di media sosial, Selasa (15/2/2022).
Video berdurasi masing-masing 2.02 dan 1.13 menit itu ternyata terjadi di Dusun Ani, Desa Lokki, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Senin (14/2/2022).
Warga tampak mengamuk karena mereka menolak jika salah satu keluarga yang meninggal disebut terpapar covid-19.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, dr. Adonia Rerung, yang dikonfirmasi AmbonKita.com membenarkan kejadian tersebut.
“Saya sudah konfirmasi ke Kadis Kesehatan Kabupaten SBB. Ia memberikan informasi bahwa memang ada kejadian itu,” kata Doni melalui telepon genggamnya.
Peristiwa itu berawal ketika seorang pasien berusia 60 tahun dilarikan ke Rumah Sakit (RS) dalam kondisi tidak sadar. Berdasarkan hasil diagnosa dokter, pasien kena strok homorejek atau strok pendarahan di otak.
“Lalu sebagaimana prosedur terhadap semua pasien yang masuk di RS harus dilakukan pemeriksaan rapid antigen, itu standar pemeriksaan dan sudah baku,” kata dia.
Berdasarkan hasil rapid antigen, pasien tersebut dinyatakan positif covid-19. Namun berselang lama, pasien tersebut dinyatakan meninggal dunia.
“Berdasarkan hasil rapid antigen itu maka dilakukanlah protokol kesehatan untuk pasien yang diduga covid. Tapi kemudian keluarga dan masyarakat menahan, mengambil alih, mereka menolak bahwa itu covid. Sehingga mereka mengambil alih proses pemakaman oleh keluarga,” jelasnya.
Kala itu, lanjut Doni, tim kesehatan yang didampingi Satpol Pp dan aparat Kepolisian memilih mundur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
“Mereka dihadang dan mendapat lemparan batu, supaya petugas mundur. Dihadang dengan lemparan batu, tapi tidak sampai pada pemukulan. Ada satu petugas yang terkena lemparan tapi tidak berat,” pungkasnya.
Penulis: Husen Toisuta
Discussion about this post