AMBONKITA.COM,- Tim 8 yang terdiri dari anggota DPD dan DPR RI asal Maluku mengaku akan terus memperjuangkan proyek strategis nasional Ambon New Port (APN) dan Lumbung Ikan Nasional (LIN).
Proyek itu terancam batal hanya gara-gara masalah sepele, yaitu keberadaan gunung api dan ranjau darat sisa peninggalan perang dunia ke dua di sekitar lokasi proyek ANP.
Pembatalan proyek yang sudah dimasukan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) 2024 mendatang itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, pada 22 Februari 2022.
Menyoal pembatalan ANP dan LIN karena alasan tersebut, Anna Latuconsina, anggota DPD RI asal Maluku, mengaku Indonesia masuk dalam ring of fire atau cincin api.
Menurutnya, banyak proyek nasional dengan nilai yang sangat jumbo juga dibangun berdekatan dengan kawasan gunung api. Bahkan, terdapat proyek yang berada pada ranjau darat, tapi bisa dijinakan oleh TNI.
“Kalau memang dua alasan itu, oke lah, kan bisa di tempat lain (di wilayah Maluku). Maluku ini ada ribuan pulau,” kata Anna, kepada wartawan di kantor redaksi Terasmaluku.com, Kota Ambon, Selasa (15/3/2022).
Srikandi Maluku itu mengaku dirinya bersama 7 anggota DPD dan DPR RI lainnya akan terus berjuang bersama agar proyek ANP tersebut tetap dilaksanakan.
“Kita akan tetap berjuang karena dengan proyek itu, perekonomian akan berputar di Maluku dan itu sangat besar, dan kita berharap itu bisa mengentaskan kemiskinan di Maluku,” harapnya.
Dari paparan Kementerian Kelautan dan Perikanan terkait proyek ANP, Anna mengaku akan menyerap puluhan ribu tenaga kerja.
Dirinya mengaku akan dibutuhkan sebanyak 446.100 awak kapal, 13.600 pekerja IPI (Industri Pengolahan Ikan), 93.950 pekerja bongkar muat dan informal.
“Besar sekali penyerapan tenaga kerjanya. Industri perikanannya bisa sampai 545 IPI, kemudian 48 pabrik es, ini pemaparan yang dibuat oleh kementerian KKP, ada galangan kapal 430, ada 7 unit apartemen nelayan dengan kapasitas 6.400 kamar, dan Perputaran uang yang diharapkan sebesar Rp 154,44 triliun per tahun,” ungkapnya.
Dengan potensi tersebut, Anna sangat menyangkan kalau hanya gara-gara dua alasan tersebut yakni ranjau darat dan gunung api bawah laut, menyebabkan proyek strategis nasional tersebut dibatalkan.
“Dalam studi kelayakan proyek tersebut, kan tidak pernah dipaparkan mengenai 2 alasan ini (ranjau darat dan gunung api,” herannya.
Ironisnya, tambah Anna, proyek APN-LIN Maluku yang telah dimasukan sebagai PSN dengan target penyelesaiannya pada tahun 2024, tapi kenyataannya anggarannya tidak dimasukan dalam postur APBN 2022.
“Nah karena justru hal tersebut, maka kami kemudian menemui Menko dan hasilnya kami kaget kalau proyek tersebut sudah disetop,” sebutnya.
Editor: Husen Toisuta
Discussion about this post