Menurut Dr. Semmy Touwe, M.Pd, ketua Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Unpatti, dari hasil risetnya dia menemukan beragam motif atau symbol yang disebut toune dalam Bahasa lokal yang menunjukkan makna tertentu dari setiap bentuk dan symbol yang ada di busana Maluku dalam hal ini busana Maluku Tengah.
‘’Toune ini tidak sembarang digunakan, yang ada di trotoar jalan-jalan atau yang di berbagai sudut kota itu salah penggambaran motifnya, jadi tak ada makna yang sakral lagi di sana,’’ tegas Touwe.
Bagi Touwe, pelukisan ulang motif di atas kain atau bahan apapun semestinya tetap mengikuti symbol yang sudah diwariskan turun temurun, karena memiliki nilai dan arti yang sakral.
‘’Jangan sembarangan mengubah motif tersebut, sebab setiap toune memiliki makna dan nilai sakralnya sendiri-sendiri,’’ paparnya.
AMBONKITA.COM,- Kapolda Maluku, Irjen Pol Eddy Sumitro Tambunan, menerima kunjungan silaturahmi dari Kepala Bakamla Zona…
AMBONKITA.COM,- Majelis hakim menjatuhkan hukuman pidana penjara 1 tahun dan 6 bulan kepada Terdakwa Adrry…
AMBONKITA.COM,- Wakil Kepala Kepolisian Daerah Maluku, Brigjen Pol Samudi, menghadiri rapat kerja bersama empat anggota…
AMBONKITA.COM,- Penyidik Direktorat Reskrimsus Polda Maluku kembali menetapkan satu tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan…
AMBONKITA.COM,- Terdakwa M. Bansa Latupono alias Anca, pemakai narkotika jenis ganja yang ditangkap di lorong…
AMBONKITA.COM,- Karo Ops Polda Maluku Kombes Pol. Ronald Reflie Rumondor, menekankan kepada setiap personel Satgas…