“Dengan mendapatkan gelar yang sakral ini, jangan biarkan saya sendiri, tolong bantu saya dengan doa di setiap shalat (Muslim) dan ibadah (Kristiani) basudara samua, agar Allah SWT, Tuhan Yang Maha Besar, selalu menuntun saya menjadi pemimpin yang baik untuk daerah ini,” pintanya.
Sesuai dengan pengertian Vish Bad, Murad mengaku hal itu merupakan nilai-nilai kepemimpinan yang sangat penting, dan perlu terus dikembangkan. Karena pada dasarnya tugas utama seorang pemimpin adalah membangun, melayani, dan memperbaiki hal-hal yang kurang, demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
Murad mengajak seluruh masyarakat Maluku Tenggara, terutama generasi muda, untuk terus menjaga keberlangsungan nilai-nilai budaya, dan kearifan lokal, yang telah digagas oleh para leluhur sejak dahulu kala.
“Saya juga berharap agar acara ini, bukan saja sebagai sebuah seremonial semata, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab moril kita semua, untuk melestarikan dan mewariskan nilai-nilai kepemimpinan yang amanah, penuh rasa tanggung jawab, dan selalu berpihak pada kepentingan rakyat,” harapnya.
Pemerintah Provinsi Maluku, tambah Murad, akan terus memperhatikan pembangunan, dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, secara bertahap dan berkesinambungan.
“Saya mengajak para tokoh agama, dan tokoh adat di negeri ini untuk meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah dalam proses pembangunan di daerah ini. Apalagi kita ketahui bersama, bahwa dalam tradisi masyarakat Kei dikenal tradisi “Tiga Tungku,” yakni pemerintah, adat dan agama. Jika tiga tungku ini kuat, maka semua permasalahan dapat kita atasi bersama,” pungkasnya.
Editor: Husen Toisuta
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Discussion about this post