AMBONKITA.COM,– Program Sholat Subuh berjamaah dengan masyarakat sebagai ajang silaturahmi terus dilaksanakan Kapolda Maluku Irjen Pol. Prof. Dr. Dadang Hartanto.
Hari ini, Sabtu, 13 September 2025, Orang nomor 1 Polda Maluku ini menunaikan ibadah Sholat Subuh di Masjid Al-Huda, Jalan Diponegoro, Kelurahan Ahusen, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Meski sederhana, kegiatan keagamaan ini menyimpan makna mendalam selain sebagai wujud ketakwaan kepada Allah SWT, juga menjadi wadah dalam penguatan silaturahmi, serta pendekatan sosial antara Polri dengan masyarakat.
Kapolda Maluku menekankan, spiritualitas merupakan fondasi utama dalam membangun kedamaian di tengah masyarakat. “Dengan keimanan yang kokoh, kita akan lebih arif dalam menyelesaikan persoalan sosial. Kita hindarkan diri dari tindak kekerasan, dan kita tebarkan kebaikan dalam kehidupan bermasyarakat,” kata Irjen Dadang.
Lebih jauh, Kapolda juga menyoroti kultur orang Maluku yang selama ini dikenal hidup dalam harmoni dan solidaritas tinggi. Tradisi “pela gandong” serta nilai “basudara” menjadi perekat yang membuat masyarakat Maluku selalu menjunjung tinggi persaudaraan, tanpa membedakan suku maupun agama. Nilai luhur ini, menurut Kapolda, adalah modal sosial yang sangat berharga dalam menciptakan dan menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat (kamtibmas).
“Maluku ini kaya akan kearifan lokal yang mengajarkan kita untuk hidup rukun. Kamtibmas tidak hanya bisa diwujudkan dengan aparat, tetapi juga dengan partisipasi seluruh umat yang hidup harmonis. Basudara tarus biking bae, Maluku tarus biking bae,” tegas Kapolda dengan penuh semangat.
Kegiatan sholat subuh berjamaah bukan sekadar agenda rutin, melainkan strategi pendekatan yang humanis. Kapolda hadir bukan hanya sebagai pejabat, tetapi sebagai sesama umat yang beribadah, duduk sejajar dengan masyarakat, mendengar, dan merasakan denyut kehidupan sehari-hari umat.
Dengan program Subuh Berjamaah ini, Kapolda Maluku berharap terbangun ikatan spiritual sekaligus sosial yang kuat, sehingga kehadiran Polri semakin dirasakan sebagai pengayom, pelindung, sekaligus mitra masyarakat.
Keharmonisan yang terjaga di rumah ibadah diyakini dapat menular pada kehidupan bermasyarakat, memperkuat solidaritas, serta mempersempit ruang bagi munculnya konflik.
Editor: Husen Toisuta
BACA BERITA TERKINI AMBONKITA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS












