AMBONKITA.COM,- Langit Ambon cukup terik padahal waktu masih menunjuk pukul 10.00 Waktu Indonesia Timur (WIT), saat penulis dan dua kawan tiba di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Perempuan, di Kawasan Nania, Kota, Ambon, Jumat (18/02/2022).
Seorang gadis yang menjaga di pintu masuk menerima kami, dan bertanya maksud kedatangan kami, ia meminta mematuhi protocol Kesehatan dengan menyemprot hand sanitizer ke tangan kami, lantas mengantar ke ruang kerja Kepala LAPAS.
Di kartu identitasnya tertulis, Ellen M. Risakotta, SH, MH. Perempuan separuh baya, sepertinya berusia 40an tahun. Tampak tangguh meski berpakaian santai, jins dan kaos saja, mungkin karena akhir pekan.
Ellen saja begitu ia minta disapa. Pada kami ia menunjukkan lukisan dan sejumlah kerajinan tangan dari kertas koran yang ia ajarkan kepada para penghuni LAPAS.
Lusi Peilouw yang mengajak penulis dan Habiba Yapono, seorang  korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) mengumpulkan buku, untuk didonasi ke LAPAS Perempuan ini memang berniat menyerahkan buku tersebut ke LAPAS.
Beragam jenis buku ini merupakan hasil donasi dari para pengunjung Terascoffee dan Caniecoffee sejak pertengahan 2021.
Menurut Lusi, buku-buku tersebut teramat penting bagi perempuan penghuni LAPAS yang minim bahan bacaan di LAPAS ini.
‘’ Literasi melalui buku adalah cara efektif bagi mereka agar bisa terus memahami dunia meski berada dalam penjara selama masa hukumannya dijalani, buku menjadi teramat penting karena merupakan jendela dunia, sekaligus agar disela-sela aktifitasnya, para perempuan ini bisa mengedukasi diri mereka sendiri melalui buku,’’ jelas Lusi.
Discussion about this post