AMBONKITA.COM,- Konflik tapal batas lahan antara Negeri Kariuw dan Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, telah menyebabkan ratusan rumah warga Kariuw mengalami kerusakan ringan, hingga berat. Termasuk puluhan kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat. Sementara korban jiwa tercatat 3 orang meninggal, dan 4 luka-luka, satu diantaranya anggota polisi.
Kepala Kepolisian Daerah Maluku Irjen Pol Lotharia Latif, mengaku pihaknya kini fokus pada skala prioritas yaitu mengembalikan masyarakat Kariuw yang saat ini meninggalkan kampungnya.
“Kita sudah membentuk pengamanan untuk menjaga aset-aset yang masih utuh dan aset-aset yang masih digunakan. Ada 100 rumah yang masih utuh, ada 200-an yang rusak, baik rusak berat maupun ringan,” katanya.
“Saya informasikan juga bahwa gereja Eben Haezer di sana itu utuh tidak ada kerusakan sama sekali, dan sudah dijaga oleh anggota pengamanan terpadu, baik TNI maupun Polri,” tegasnya.
Saat bertemu warga Kariuw, Kapolda meminta agar data administrasi kependudukan yang mungkin hilang, terbakar dan sebagainya, agar bisa dikolektifkan. Dirinya mengaku Polri akan membantu sepenuhnya, termasuk surat keterangan kehilangan, atau SIM masyarakat.
“Kita dari Polri akan membantu, sehingga ini bisa kembali membawa katakanlah kepercayaan masyarakat, bahwa negara memperhatikan ini dan membantu kelancaran,” katanya.
Menyoal terkait korban jiwa yang dialami akibat bentrokan kedua kampung bertetangga tersebut, mantan Kakorpolairud Baharkam Polri ini menyebutkan terdapat 3 orang warga meninggal dunia.
“Kalau meninggal tiga orang, sedangkan luka-luka empat orang, termasuk anak buah saya saat ini masih di rawat di rumah sakit Bhayangkara,” katanya.
Terpisah, Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol M. Rum Ohoirat mengaku, dari data yang masuk, tercatat sebanyak 211 unit rumah rusak. 183 diantaranya rusak berat, 28 lainnya rusak ringan.
Khusus untuk bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Kariuw, juru bicara Polda Maluku ini mengaku terdapat 2 ruangan terbakar.
“Kemudian untuk kendaraan bermotor roda dua yang rusak milik warga ada 19 unit, 3 motor dinas polri, 1 motor dinas TNI dan mobil ada 9 unit yang rusak,” sebutnya.
Untuk rumah warga yang masih utuh atau tidak mengalami kerusakan akibat konflik, Rum menyebutkan tercatat sebanyak 100 unit. Bangunan lain yang masih utuh yakni Gereja Eben Haezer, Pastori, Baileo, dan Pasar.
“Kalau untuk kendaraan bermotor roda dua yang masih utuh sebanyak 58 unit, mobil ada 3 unit. Dan semuanya itu sudah diamankan aparat keamanan,” pungkasnya.
Penulis: Husen Toisuta
Discussion about this post