AMBONKITA.COM,- Pameran ekonomi kreatif yang diselenggarakan di kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) akan kembali digelar. Kali ini bakal melibatkan 100 desa dengan memamerkan puluhan produk UMKM.
Kegiatan reguler ini dilakukan oleh komunitas Pesiar Foundation. Tahun ini, rencananya juga akan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Maluku.
Ibnu Reza Waraiya, dari komunitas Pasiar Foundation, mengungkapkan, kegiatan yang digagas sejak tahun 2015 silam itu bertujuan untuk merangsang kreatifitas pelaku-pelaku UMKM dan menumbuhkan ekonomi kreatif.
“Kami mencoba merangsang pelaku-pelaku ekonomi kreatif dengan melakukan pameran di Kabupaten Seram Bagian Timur,” kata Reza di Ambon, Selasa (13/6/2023).
Pameran ekonomi kreatif, lanjut Reza, pertama kali digelar tahun 2019 yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten SBT. Kala itu sebanyak 40 produk UMKM dihadirkan. Pada tahun 2020 dan 2021 kegiatan itu tidak dapat dilanjutkan karena pandemi. Baru di tahun 2022 kembali dilaksanakan dengan menghadirkan sebanyak 95 produk UMKM yang dipamerkan, dan dihadiri Bupati SBT Abdul Mukti Keliobas.
“Artinya setiap tahun kita meningkat. Dan untuk pertama kalinya pada tahun 2023 ini kita mencoba bersinergi dengan Pemerintah Provinsi, dan dari 198 desa yang ada di SBT, kita menargetkan 100 desa yang akan hadir,” ungkapnya.
BACA JUGA:Â Polisi Tahan Lima Tersangka Korupsi Kapal Pemda SBB
Pasiar Foundation akan bekerjasama dengan Pemda Maluku setelah melakukan koordinasi bersama 8 SKPD. Diantaranya dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Penanaman Modal dan PTSP.
“Pameran ekonomi kreatif rencananya akan digelar pada bulan Agustus 2023 yang diikuti 100 desa dari dari 15 kecamatan di SBT. Kita juga akan mengundang dari Kementerian, dan kita berharap ada itikad baik dari pemerintah provinsi untuk turut membantu dan memperhatikan terkait dengan ekonomi kreatif ini,” harapnya.
Reza mengungkapkan pameran ekonomi kreatif akan difokuskan kepada produk makanan khas Maluku. Seperti makanan yang terbuat dari bahan Sagu maupun Ikan Julung-julung.
Menurutnya, hutan sagu terbesar di Maluku terdapat di Kabupaten Seram Bagian Timur atau tepatnya di kecamatan Teluk Waru.
“Kita akan perkenalkan sagu yang identik dengan Maluku, dan yang kedua ada ikan julung. Ikan ini bisa dijadikan sebagai dendeng, atau sebagai sambal. Karena produksi terbesar ikan ini juga ada di kecamatan Geser tepatnya di Pulau Keffing,” ungkapnya.
Ia berharap kegiatan rutin yang digelar saban tahun tersebut juga dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di kabupaten bertajuk “Ita Wotu Nusa” ini.
Editor: Husen Toisuta
Discussion about this post