Waai-Pombo, 3 Kilometer dan 2 Jam untuk Mengetuk Nurani Pemerintah
Yusuf menyebutkan kenapa memilih Waai sebagai titik tolak aksinya, karena di desai ni akan dibangun Ambon New Port dan Pulau Pombo adalah lokasi pelestarian terumbu karang yang sudah dia lakoni bertahun lamanya.
Dia mengaku mengapa aksinya dilakukan dengan berenang, karena sejak lahir hidup anak-anak Maluku adalah di laut. ‘’ Jika ada LIN dan Ambon New Port, maka nelayan asing akan masuk, perusahaan perikanan besar dengan kapal-kapal besarnya akan nongkrong di laut Maluku, taka da lagi tempat anak-anak Maluku menghabiskan masa kecilnya dengan keriangan anak-anak laut,’’ sesal Yusuf.
‘’ Katong (kami) menolak LIN dan Ambon New Port karena tidak ada narasi yang menyebutkan akan melibatkan nelayan kecil dan harkat hidupnya, karena hanya bicara tentang bagaimana meningkatkan eksport lalu pendapatan daerah, tidak ada penjelasan tentang hajat hidup orang Maluku, taraf hidup masyarakat nelayan kecil di Maluku, atau jaminan pelestarian lingkungan itu tidak ada,’’ kata Yusuf.
Bagi Yusuf yang utama adalah menjaga keberlanjutan dan hak masyarakat itu yang harus menjadi pertimbangan dasar, ‘’kita tidak menentang pembangunan tapi seharusnya tidak sekedar sisi ekonomi yang menguntungkan pemerintah tapi tidak bagi nelayan,’’tegas Yusuf yang juga pendiri Sekolah Bahari dan Karang Nusantara ini.
‘’Jangan gunakan alasan seperti dekat bandara dan sumber air untuk membangun di Pulau Ambon, mestinya di Pulau Seram untuk pemerataan ekonomi, apalagi Pulau Ambon ini sudah over capacity, kenapa harus bangun pelabuhan baru lagi di Ambon,’’ kata Yusuf.
Aksi berenang selama dua jam menempuh tiga kilometer ini, mengambil momentum peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-76 karena menurut Yusuf inilah momentum untuk menggugah nurani pemerintah untuk membuat kebijakan-kebijakan yang pro kepentingan rakyat bukan factor pendapatan daerah semata.
Yusuf berhasil melakukan aksinya dan mengibarkan bendera merah putih diseberang laut tepatnya di Pulau Pombo setelah berenang untuk menolak LIN dan Ambon New Port. (*)
Penulis : Insany S
Discussion about this post