Penulis : Hijrah
AMBONKITA.COM- Setiap tanggal 8 Maret perempuan diberbagai belahan dunia, merayakan Internasional Woman Day (IWD) dimana kontribusi dan peran perempuan menjadi sorotan. Tahun ini, tema yang diangkat adalah #ChooseToChallenge.
Hari Perempuan Internasional ini sudah diperingati sejak 1977 namun hingga saat ini kebijakan pro perempuan dirasa belum mewakili seluruh kepentingan perempuan, terutama di Indonesia.
Menurut Lusi Peilouw, aktifis perempuan yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua di P2TP2A Provinsi Maluku, masih memerlukan advokasi kebijakan yang memiliki perspektif perempuan untuk melihat apakah kebijakan-kebijakan yang ada sudah setara atau adil gender.
”Sudah sensitif terhadap kepentingan perempuan, atau justru malah melanggengkan serta melahirkan kekerasan dan bentuk-bentuk diskriminasi lainnya terhadap perempuan, ” jelas Direktur Mutiara Maluku ini kepada AmbonKita.com, saat diskusi Hari Perempuan Internasional, Senin (8/3/2021),
Kebijakan-kebijakan di negara Indonesia menurutnya, masih banyak yang tidak adil untuk kelompok perempuan, itu karena pemerintahan kita yang masih sangat patriarkis.
Menurutnya, advokasi kebijakan nmerupakan satu strategi atau mekanisme yang dapat digunakan oleh perempuan dalam rangka menuntut akuntabilitas yang lebih besar dari negara.
Yakni memastikan kebijakan-kebijakan yang dibuat benar-benar menyasar pada kepentingan strategi pemberdayaan perempuan untuk menegakan hak-haknya.
“Kepentingan perempuan masih belum banyak diperhatikan misalnya hak-hak korban kekerasan, anggaran untuk korban masih sangat minim bahkan hampir tidak ada di negara ini,” kata Lusi.
Discussion about this post