Latif meminta semua Satker untuk selalu meningkatkan pengawasan melekat pada masing-masing perorangan. Hindarkan dari pelanggaran-pelanggaran. Tegur, jika pelanggaran yang diperbuat masih sangat ringan, jangan membiarkannya karena akan menjadi berat. Sebab, pelanggaran semakin berat maka bahkan kesatuan pun tidak bisa lagi menolong.
“Sering saya katakan setiap tahun 3000 orang ingin berdiri di lapangan ini. Setiap tahun 3000 orang ingin menjadi anggota Polri. Kita yang terpilih di sini wajib mensyukuri itu semua, dengan cara apa, dengan cara kita melakukan dedikasi, loyalitas, integritas yang terbaik bagi Polri. Paling tidak untuk dirimu sendiri, paling tidak untuk keluargamu, sehingga apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita ini dapat berjalan dengan aman dan terkendali,” harapnya.
Mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur ini kembali mengingatkan, kegiatan operasional sudah memasuki bulan Agustus. Tinggal beberapa bulan lagi agar disiapkan dengan sebaik-baiknya.
“Terus lakukan pengawasan dan pengendalian program yang disampaikan baik itu program Mabes Polri, program Presisi Bapak Kapolri, juga program kerja Polda Maluku yaitu “Basudara Manise”,” katanya.
Program “Basudara Manise”, kata Latif, merupakan aktualisasi dan implementasi dari program Presisi Kapolri. Sehingga diharapkan program tersebut dapat disesuaikan dengan akar permasalahan yang ada di Polda Maluku.
“Mari kita semua melihat gerakan operasional kita kepada program-program kita yang terukur, program-program kerja kita yang bisa dipertanggung jawabkan, yang akuntabel dan transparan,” harapnya.
Menutup arahannya, Jenderal bintang 2 Polri ini meminta seluruh personil di jajaran Polda Maluku untuk selalu menjaga soliditas. Jaga nama baik Polri sebagai insan Rastra Sewa Kotama.
“Betul sering disampaikan kita adalah Satya haprabu atau setia kepada negara dan pimpinannya. Tapi ada hal yang paling mendasar bahwa kita ini adalah insan Rastra Sewa Kotama. Karena Setya Haprabu itu ada di dalam Catur Prasetya pedoman kerja, tetapi Rastra Sewa Kotama itu ada dalam Tribrata sebagai pedoman hidup kita,” jelasnya.
BACA JUGA:Â Ini Harapan Lima Tokoh Agama saat Temui Kapolda Maluku
Menurutnya, sebagai insan Rastra Sewa Kotama yang berada dalam Tribrata sebagai pedoman hidup, sampai saat ini tidak pernah dirubah.
“Tribrata dan catur Prasetya sudah dirubah dibahasa Indonesiakan, tetapi kata Rastra Sewa Kotama tidak pernah dihapus, masih ada di emblem kita sampai saat ini,” tambahnya.
Discussion about this post