AMBONKITA.COM,-Mencuat pernyataan bahwa transmisi virus corona yang airborne dan bertahan selama beberapa jam di udara. Hampir sepekan lalu badan kesehatan dunia WHO menerbitkan laporan dan bukti terkait virus yang bertahan lama di udara dan di ruang tertutup.
BACA JUGA : 128 ASN Pemprov Maluku Positif COVID-19, Sebagian Besar Tenaga Medis
Meski begitu hal ini belum secara resmi disepekati oleh kementerian kesehatan Republik Inodnesia. Berita yang sudah ramai selama sepekan belakangan ini memang telah menjadi konsumsi publik. Bukan tak mungkin jika ini malah bisa melahirkan kekhawatiran baru. Apalagi sebagian besar wilayah di Indonesia telah dan akan tunai menjalankan PSBB demi menekan angka penularan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, dr. Meikyal Pontoh kepada Terasmaluku.com grup Ambonkita.com pun memberikan tanggapannya. Dia tak menampik akan kabar itu yang dikeluarkan oleh WHO.
“Memang ada beberapa penelitian yang menyatakan demikian. Tapi Kemenkes belum menetapkan apakah memang seperti itu,” jelas Meikyal kepada wartawan melalui pesan singkat whatsapp Rabu (15/7/2020).
Perkembangan virus corona terus diikuti. Hanya saja tidak semua hal dapat diterapkan atau sudah ada pembuktian ilmiah yang sahih mengenai hal itu. Pemerintah daerah pun masih menunggu penetapan dari kemenkes.
Persoalan airborne atau tidaknya tentunya punya babak baru dalam mengambil alih keresahan warga. mikrodroplet yang keluar dari hidung maupun mulut saja sudah cukup menyita kedisiplinan tingkat tinggi. Semisal di jalan-jalan Kota Ambon, masih terpasang pengingat pada setiap lampu merah agar masyarakat tetap memakai masker menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
Sementara yang diterbitkan oleh lembaga kesehatan dunia menyebut, sifat terbaru virus adalah airborne dan bertahan hingga 6 jam di udara bahkan dalam ruang tertutup. Dalam laporan WHO terkait itu tertulis pernyataan mengenai transimis virus melalui udara. Yang mana terjadi selama prosedur medis.
Airborne transmission is defined as the spread of an infectious agent caused by the dissemination of droplet nuclei (aerosols) that remain infectious when suspended in air over long distances and time.(11) Airborne transmission of SARS-CoV-2 can occur during medical procedures that generate aerosols (“aerosol generating procedures”).(12) WHO, together with the scientific community, has been actively discussing and evaluating whether SARS-CoV-2 may also spread through aerosols in the absence of aerosol generating procedures, particularly in indoor settings with poor ventilation.
“Kita tetap tunggu dari kemenkes seperti apa. Sambil itu warga tetap jalankan protocol kesehatan dengan disiplin tinggi agar tidak menularkan ke orang lain,” terangnya. (PRISKA BIRAHY)
Discussion about this post