AMBONKITA.COM,- Pemerintah Daerah Provinsi Maluku telah mengajukan pinjaman sebesar Rp1,5 triliun. Pinjaman ini dipolemikan sejumlah pihak. Padahal, mekanisme hutang sebagaimana perintah regulasi telah dijalankan, termasuk yang paling urgen dan prinsipil yakni memperoleh persetujuan dari DPRD Maluku.
Berbagai pihak mendasarkan kritik kebijakan Gubernur Hendrik Lewerissa pada kondisi fiskal daerah yang sempit, minimnya konstribusi PAD, serta keuangan daerah dari dana transfer tahunan berkisar Rp2,6 triliun yang terserap secara dominan pada belanja rutin.
Tapi, disisi lain, pinjaman dilakukan atas kebutuhan daerah akibat kebijakan Pemerintah pusat seperti efisiensi dan pemotongan dana transfer yang berdampak linier terhadap stabilitas keuangan dan belanja pembangunan daerah.
Anggota DPRD Maluku, Rovik Akbar Afifudin menyebut langkah peminjaman sebagai strategi kebijakan daerah untuk menyeimbangkan kondisi fiskal dan keuangan daerah akibat dari dampak kebijakan pemrintah pusat.
“Pengajuan pinjaman yang dilakukan Pemprov sebagai opsi penting untuk kepentingan fiskal daerah. Kebijakan pinjaman lahir karena dampak dari situasi nasional, kebijakan efisiensi dan pemangkasan dana transfer,” kata Rovik, Kamis (4/11/2025).
Menurutnya, kondisi fiskal yang sempit akibat pemotongan anggaran sekitar Rp300 miliar. Mestinya, Maluku mendapatkan anggaran Rp2,1 triliun berkurang menjadi Rp1,7 triliun akibat pemangkasan tersebut. “Situasi ini yang membuat ruang fiskal menjadi sempit. Untuk itu, langkah pengajuan pinjaman dilakukan untuk percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.
Berkaitan dengan kekhawatiran sejumlah pihak, Rovik menyebut berbagai situasi ke depan telah menjadi pertimbangan dalam pembahasan di DPRD, termasuk skema pengembalian.
“Kekhawatiran publik sama dengan yang kami pikirkan. Untuk itu telah menjadi pembahasan secara serius dan fundamental dalam Banggar DPRD. Dan ke depan, semua pihak harus bersama-sama mengawal kebijakan pembangunan yang berdampak langsung terhadap masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah,” pungkasnya.
Editor: Husen Toisuta
BACA BERITA TERKINI AMBONKITA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS










