AMBONKITA.COM,- Ratusan pohon cemara di sepanjang Pantai Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) tumbang hingga tercerabut akarnya akibat abrasi Pantai Kairatu ini. Namun hingga kini belum ada penanganan yang dilakukan pemerintah SBB.
Sejumlah foto dan video yang dikirim warga setempat ke redaksi Ambonkita.com, Minggu (19/06/22) Â menunjukkan fakta pengikisan tanah atau abrasi di sepanjang pantai ini sudah sangat memprihatinkan.
Setidaknya abrasi sudah mencapai 200 meter dan menyebabkan terjadi penggundulan pantai dan masuk sekitar 10 meter ke arah daratan. Ratusan pohon berjenis cemara pantai tumbang di sepanjang pantai ini.
Abrasi sendiri merupakan suatu proses alam berupa pengikisan tanah pada daerah pesisir pantai yang diakibatkan oleh ombak dan arus laut yang sifatnya merusak terkadang juga disebut erosi pantai.
Menurut Direktur Eksekutif Jala Ina, Â Yusuf Sangadji, salah satu kerusakan garis pantai ini dapat dipicu karena terganggunya keseimbangan alam di daerah pantai, kondisi pesisir pantai di Maluku sudah kritis.
Menurutnya, meskipun pada umumnya abrasi diakibatkan oleh gejala alam, namun cukup banyak perilaku manusia yang juga ikut menjadi penyebab abrasi pantai. Salah satu penyebab abrasi pantai itu adalah naiknya permukaan air laut yg disebabkan karena pemanasan global. Dan hal ini sangat berdampak sekali terhadap pulau-pulau kecil di Maluku.
Yusuf mengaku hingga saat ini memang belum melihat secara langsung kerja pemerintah atau kebijakan yang bisa mengurangi masalah abrasi pantai ini.
Menurut Yusuf, ada sejumlah hal yang harus dilakukan pemerintah, yakni mengembalikan fungsi ekosistem pesisir dalam hal ini terumbu karang, lamun dan hutan bakau sebagai penahan utama gelombang.
‘’Karena tiga ekosistem ini dapat menahan lajunya gelombang dan abrasi pantai. Dan cukup penting adalah membuat  regulasi tentang pembangunan di wilayah pesisir,  jangan hanya bangun talud, jika talud jebol lebih parah lagi,  ‘’ tegasnya.
Yusuf mengingatkan  abrasi cukup berbahaya jika dibiarkan karena sifatnya yang destruktif atau merusak. Karena adanya pengikisan tersebut sehingga menyebabkan berkurangnya daerah pantai di mana wilayah yang paling dekat dengan air laut menjadi sasaran pengikisan. Oleh karenanya apabila dibiarkan abrasi akan terus mengikis bagian pantai dan air laut bisa membanjiri daerah di sekitar pantai tersebut, karena jika curah hujan tinggi, air pasang maka terjadilah banjir dan membahayakan pemukiman di sekitar pantai.
Yusuf menyebutkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan abrasi, faktor alam berupa  pasang surut air laut, angin di atas lautan, gelombang laut serta arus laut yang sifatnya merusak.
Karena menurutnya, Â pada suatu periode tertentu angin akan bertiup sangat kencang sehingga menghasilkan gelombang dan arus laut yang besar pula yang dapat menyebabkan pengikisan pantai.
Namun menurutnya yang cukup berbahaya adalah faktor manusia, ada beberapa perilaku manusia yang ikut menjadi penyebab terjadinya abrasi pantai. Salah satunya adanya ketidakseimbangan ekosistem laut dimana terjadi eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh manusia terhadap kekayaan sumber daya laut seperti ikan, terumbu karang dan biota lainnya.
“Sehingga apabila terjadi arus atau gelombang besar maka akan langsung mengarah ke pantai yang dapat menimbulkan abrasi. Pemanasan global juga menjadi salah satu pemicu abrasi pantai,” jelas Yusuf.
Selain itu dia menyebutkan kegiatan penambangan pasir yang dilakukan oleh manusia secara besar-besaran juga menjadi faktor penyebab abrasi pantai. Hal itu berpengaruh secara langsung terhadap kecepatan dan arah air laut saat menghantam daerah pantai.
Regulasi dari Perda hingga Perneg
Yusuf mengatakan penting bagi instansi terkait pemerintah, melakukan diskusi terpumpun membahas tentang hal ini, sebab dampak luar biasa yang ditimbulkan.
‘’Coba cek BMKG, mestinya ada peta penyusutan garis pantai sehingga lahan daratan utama semakin berkurang dan membahayakan masyarakat pesisir yang tinggal di pinggir pantai, dampak lain merusak hutan bakau di sepanjang pesisir pantai, sehingga memperbesar resiko bencana serta berkurangnya sumber daya ikan,’’ jelasnya.
Mempertegas hal ini menurut Yusuf harus ada peraturan daerah hingga peraturan negara yang secara ketat mengawal upaya memperbaiki kondisi pesisir pantai ini. “Regulasi untuk memelihara terumbu karang, menjaga hutan bakau hingga larangan penambangan pasir, harus segera diwujudkan untuk menyelamatkan pantai kita,” kata Yusuf.
Selain dampak terhadap kondisi pesisir pantai juga area pesisir pantai sebenarnya objek wisata bahari yang luar biasa jika di pelihara dengan maksimal.
Dampak lain abrasi pantai adalah wisatawan pantai juga  mengaku tidak bisa menikmati pantai yang sejuk dan teduh karena kondisi abrasi ini.
‘’Bagaimana bisa berenang di Pantai Kairatu, jika siang hari panas begini, tidak ada pohon, ‘’ ujar Amiruddin, salah satu pengunjung Kairatu Beach.
Penulis : Insany Syahbarwaty
Discussion about this post