AMBONKITA.COM,- Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Nathaniel Orno, mengaku lingkungan hidup lambat laun mulai terancam oleh berbagai dampak yang ditimbulkan aktifitas manusia.
Barnabas meminta agar ancaman tersebut harus diantisipasi. Jika tidak, dikhawatirkan akan terjadi kerusakan alam yang bisa mengganggu keselamatan hidup umat manusia.
Hal itu disampaikan saat membuka Jambore Pecinta Alam (PA) tingkat Provinsi Maluku ke-23 di lapangan sepak bola Negeri Luhu, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Minggu (28/11/2021).
“Sudah seyogyanya kita memberikan perhatian yang besar terhadap kualitas lingkungan hidup, sehingga dapat menjamin kelangsungan hidup kita,” kata Barnabas membaca sambutan Gubernur Maluku Murad Ismail.
Untuk menjamin kelangsungan hidup, kata Barnabas, diharapkan agar pembangunan yang dilakukan selalu berwawasan dan berorientasi pada prinsip ramah lingkungan.
“Saat ini, isu pelestarian lingkungan hidup telah menjadi perhatian global. Ini disebabkan karena implikasi pembangunan yang secara langsung menguras SDA (Sumber Daya Alam) dan secara signifikan berdampak terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitar kita,” katanya.
Jambore PA se Maluku, kata dia, merupakan momentum strategis untuk mempererat silaturahmi di antara seluruh komponen, komunitas dan masyarakat PA. Juga sekaligus membahas, merumuskan, dan menyatukan persepsi kesepahaman untuk menjawab berbagai permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar.
Barnabas memberikan apresiasi kepada seluruh komponen, komunitas dan masyarakat PA di Maluku, yang telah melakukan langkah konstruktif bersama seluruh pemangku kepentingan, dalam rangka melestarikan lingkungan hidup.
“Saya yakin, jika kita mampu menjaga dan senantiasa menghidupkan nilai kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat, maka lingkungan hidup di sekitar kita akan jauh lebih baik di masa yang akan datang,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Maluku, lanjut dia, tidak dapat bekerja sendiri dalam menyelesaikan isu lingkungan. Tapi membutuhkan dukungan dan kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk komponen, komunitas dan masyarakat PA di Maluku.
Menurutnya, tanpa kerjasama semua pihak dan dukungan masyarakat, maka sulit bagi pemerintah untuk dapat menciptakan sinergitas dalam menghasilkan program dan kegiatan pembangunan berbasis dan berorientasi lingkungan.
“Penyelenggaraan Jambore PA di saat ini tentunya akan membangun kesadaran kita semua, terhadap isu kelestarian lingkungan hidup dan permasalahan ekologis lainnya,” pungkasnya.
Penulis: Husen Toisuta
Discussion about this post