AMBONKITA.COM,- Provinsi Maluku kaya dengan sumber daya alam. Satu diantaranya minyak dan gas bumi (migas). Kekayaan alam itu tak akan dinikmati masyarakat, apabila tidak dieksploitasi.
Demikian disampaikan Kadep Humas SKK Migas Papua-Maluku, Galih W. Agusetiawan, saat ngobrol santai hulu migas di studio Terasmaluku.com, kota Ambon, Maluku, Senin (15/8/2022).
Galih mengungkapkan, salah satu daerah penyumbang pendapatan terbesar dari sisi migas di provinsi Maluku yaitu kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Pendapatan daerah yang diterima provinsi Maluku, kata dia, sebesar 22% dari industri hulu migas oleh PT Citic Seram Energy Limited (Sel) dan Karlez. Jumlah itu lebih besar dari perikanan yang hanya sekitar 20%.
“Berdasarkan data kami, pendapatan negara dari kegiatan Citic dan Karlez saja itu menopang pendapatan daerah sampai dengan 22%. Sedangkan dari sisi perikanan cuma hanya sekitar 20-an saja. Padahal laut kita besar. Jadi kita cukup baik dari sisi minyaknya,” ungkap Galih.
Galih menyebutkan, industri hulu migas dalam operasionalnya telah terbukti menjadi lokomotif penggerak perekonomian masyarakat dan daerah. Hal itu merupakan salah satu dampak positif berganda (multiplier effects).
Menurutnya, SBT menjadi salah satu daerah yang telah merasakan dampak positif berganda atas kehadiran industri hulu migas.
“Niat kita SKK Migas bersama teman-teman ESDM bagaimana geliat hulu migas sebagai lokomotif penggerak ekonomi bisa terjadi terus-menerus di SBT,” katanya.
Sebagai lokomotif penggerak, Galih mengaku pihaknya ingin terus mendorong investor manapun untuk melakukan eksplorasi di daerah Seram.
“Dan Puji Tuhan Alhamdulillah tahun 2018 ada kontraktor yang kita sebut dengan Balam Energy Pte Ltd, dia mengajukan satu wilayah kerja dan disetujui oleh kementerian dan mulai beroperasi eksplorasi,” jelasnya.
BACA JUGA: Soal Penolakan Eksplorasi Migas di Gunung Bati, Ini Penjelasan SKK Migas dan Balam Energy
Discussion about this post