AMBONKITA.COM,- Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik ke 4, tingkat provinsi Maluku yang dihelat di kota Tual, resmi ditutup, Kamis malam (29/9/2022).
Penutupan dilakukan oleh Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Nathaniel Orno, di Lapangan Lodar EL, Kecamatan Dullah Selatan, Kota Tual.
Ajang pagelaran dan lomba musik liturgi ini diikuti 11 kabupaten/kota di Maluku. Keluar sebagai juara umum yaitu dari kabupaten Maluku Tenggara (Malra), menyusul kota Tual serta kota Ambon sebagai juara dua dan tiga.
Ditetapkan sebagai juara umum, kontingen Pesparani dari kabupaten Malra berhak menerima Piala Bergilir yang diserahkan oleh Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno.
Orno dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan Pesparani Katolik 4 Maluku di Tual.
“Kita bersyukur dan bangga atas kerjasama dan dukungan berbagai pihak sehingga event Pesparani Katolik IV Tingkat Provinsi Maluku bisa berlangsung dengan penuh sukacita. Dukungan Pemerintah Daerah Kota Tual, DPRD termasuk dukungan tokoh-tokoh agama dan masyarakat lintas agama sangat luar biasa, memberikan makna bagi kesuksesan kegiatan ini,” kata Orno.
BACA JUGA: Gubernur : Pesparani Katolik di Kota Tual Perkokoh Toleransi di Maluku
Masyarakat Tual, sebut mantan Bupati Maluku Barat Daya (MBD) ini, telah melakukan sejarah besar. Meski umat Katolik di Kota Tual sedikit, tetapi dukungan yang diberikan sangat luar biasa sehingga pelaksanaannya berjalan sukses.
“Luar biasa rasa persaudaraan kita orang Maluku, potong di kuku rasa di daging. Malam ini tentunya tidak akan terulang lagi di Kota Tual, mungkin sampai kapan, akan menjadi kesan yang tidak akan kita lupakan,” ungkap Orno.
Orno berharap pelaksanaan Pesparani di kota Tual dapat menjadi perekat keberagaman bagi masyarakat Maluku, khususnya di Bumi Larvul Ngabal ini.
“Melalui even Pesparani ini tentunya ikatan silaturahmi dan persaudaraan dalam spirit Ain Ni Ain terus terbina dan terawat. Untuk itu, saya mengajak kita sekalian untuk terus memperkuat persaudaraan lintas agama ini sebagai modal sosial untuk membangun masa depan masyarakat Maluku yang damai, adil dan sejahtera,” pungkasnya.
Discussion about this post