Namakule mengaku, derasnya gempuran ekspansi paham radikal kian memprihatinkan. Secara teknis, ekspansi mereka acapkali mengganggu tumbuh kembang generasi muda dalam membangun bangsa Indonesia terlebih yang ada di Desa Haya.
“Ini sangat berpotensi juga memiliki bahaya laten apabila dibiarkan begitu saja tanpa adanya upaya pencegahan. Sehingga kami kemudian melakukan upaya kongkrit dengan menyelenggarakan FGD bersama pemuda Haya yang pernah terpapar paham radikal,” kata dia.
FGD yang diselenggarakan tersebut menghadirkan narasumber yang cukup berkompeten dan sangat dihargai di Negeri Haya. Seperti Drs. DJ Hatapayo, tokoh agama yang juga Kepala SMA Negeri 9 Maluku Tengah, Jabar Tohiyano, tokoh pemuda Negeri Haya.
Namakule mengaku, dalam kegiatan tersebut para narasumber menyampaikan pesan – pesan kamtibmas, materi sejarah lahirnya gerakan radikal di dunia, maupun bahaya dan dampak negatif dari gerakan dimaksud. Para narasumber juga memberikan edukasi tentang nilai – nilai kebangsaan kepada para peserta FGD.
“Kegiatan FGD ini kami lakukan dalam rangka mengcounter bahaya ekspansi paham radikal di Maluku terlebih khusus Desa Haya. FGD dihadiri oleh kurang lebih 35 orang peserta,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Yayasan Pemuda Bina Bangsa merupakan sebuah organisasi yang acap kali terlibat dalam berbagai kegiatan sosial di Kabupaten Maluku Tengah. Yayasan ini beranggotakan para eks teroris yang telah kembali ke pangkuan NKRI dan pemuda Desa Haya yang pernah terpapar paham radikal.
Editor: Husen Toisuta
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Discussion about this post