AMBONKITA.COM,- Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Maluku resmi memperkuat misi dagang dan investasi yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerjasama perdagangan di sejumlah bidang.
Hingga pukul 13.50 WIT, tercatat transaksi perdagangan yang disepakati kedua belah pihak mencapai total Rp450,686 miliar atau tepatnya senilai Rp450.686.014.000.
MoU ditandatangani langsung oleh gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, dan gubernur Maluku Hendrik Lewerissa. Kegiatan bertajuk Misi Dagang dan Investasi ini berlangsung di kota Ambon, Rabu (23/4/2025).
Selain gubernur, penandatanganan perjanjian kerjasama juga dilakukan oleh kepala-kepala dinas dari Pemda Jatim dan Maluku, termasuk para pengusaha dari kedua provinsi tersebut.
Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dalam sambutannya mengaku, hari ini terjadi dua momentum strategis yaitu pelaksanaan misi dagang dan temu bisnis antara provinsi Jatim dan Maluku.
Momen ini telah membuka jejaring besar untuk memperluas ekonomi, mempertemukan pelaku usaha dari kedua belah pihak, serta mendorong pertumbuhan ekonomi Maluku melalui perdagangan antar wilayah.
“Misi dagang adalah bukti bahwa bukan siapa yang bisa, tetapi siapa yang mau berjalan bersama, dan kami yakin Ibu gubernur dan jajaran di provinsi Jawa Timur memiliki frekuensi yang sama untuk kita berjalan bersama membangun dan mensejahterakan masyarakat kita,” jelasnya.
Selain misi dagang, yang kedua yaitu penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerjasama antara pemerintah provinsi Jatim dan Maluku. Kesepakatan tentang kerjasama pembangunan daerah berupa wujud nyata dan komitmen kedua provinsi untuk saling mendukung dan memperkuat pembangunan di berbagai sektor. Seperti perdagangan dan industri, pertanian, ketahanan pangan, perikanan dan kelautan, kehutanan, pemberdayaan masyarakat, penanaman modal dan investasi.
“Kerja sama ini merupakan semangat dari pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Jawa Timur sebagai salah satu motor ekonomi nasional dan Maluku sebagai wilayah strategis di kawasan Timur Indonesia memiliki potensi besar yang jika disinergikan secara optimal akan menghasilkan dampak yang luas bagi kemajuan kedua bela pihak,” ungkapnya.
Hendrik berharap kerjasama ini tidak hanya sebatas penandatanganan di atas kertas namun harus diikuti dengan langkah kongkrit merealisasikan kerjasama yang bermuara pada hasil nyata bagi kepentingan kedua daerah.
“Saya meyakini misi dagang ini tidak hanya soal transaksi komersial tetapi juga soal membangun kepercayaan dan membuka jalan bagi pertukaran pengetahuan teknologi serta inovasi antar pelaku usaha dan lebih dari itu ini adalah bagian dari upaya membangun ketahanan ekonomi daerah yang saling menopang,” katanya.
Pada kesempatan itu, Hendrik mengutip sebuah kata bijak yakni “dagang bukan saja soal untung rugi tetapi tentang membangun jembatan kepercayaan antara para pihak.”
“Untuk itu saya mengajak seluruh pemangku kepentingan baik dari Maluku maupun Jawa Timur untuk menjadikan momentum ini sebagai awal dari kolaborasi jangka panjang yang saling menguntungkan,” ajaknya.
Sementara itu, gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa kepada wartawan mengatakan, misi dagang antara pemerintah provinsi Jatim dan Maluku telah dimulai sejak 2 Desember 2021.
“Ini misi dagang pertama pada periode pertama kami (memimpin sebagai gubernur Jatim),” ungkapnya.
Pertemuan ini, kata Khofifah, tidak sekadar soal dagang dan investasi tetapi juga pertemuan antar budaya, pertemuan tradisi, pertemuan antara provinsi. “Dan kita berharap akan secara signifikan meningkatkan SDM daerah masing-masing,” harapnya.
Mantan Menteri Sosial era Presiden Joko Widodo ini mengaku rencananya juga akan ada MoU antara dinas pendidikan. Sebab, Jawa Timur adalah satu-satunya provinsi yang memiliki SMA Taruna. Semuanya boarding school. “Dan kita buka 20% untuk menerima siswa-siswi non Jawa Timur. Kita harapkan bisa melahirkan generasi emas untuk mengisi Indonesia emas,” harapnya.
Pada kesempatan itu, Khofifah juga menyampaikan terima kasih kepada gubernur Maluku beserta jajaran. Ia berharap fasilitasi yang dilakukan kedua provinsi ini kepada pelaku usaha akan menguatkan kekuatan ekonomi di antara kedua daerah.
“Kalau tahun 2021 itu transaksinya tercatat Rp232,7 miliar dan hari ini per jam 13.50 (WIT) total transaksi tercatat sebesar Rp450.686.014.000. Ini akan masih terus meningkat dan biasanya akan ditutup pada pukul lima sore nanti,” ungkapnya.
Misi dagang tahun ini, lanjut Khofifah mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dari lebih dari Rp400 miliar transaksi, tercatat Jatim membeli sebesar Rp300.091.000.000. Sementara Jatim menjual senilai Rp150.091.000.000. ●
EDITOR: HUSEN TOISUTA
BACA BERITA TERKINI AMBONKITA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS