AMBONKITA.COM,- Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, dicanangkan sebagai salah satu desa Wisata Terbaik di Indonesia oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno.
Pencanangan Hila sebagai desa wisata terbaik di Indonesia dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022 itu ditandai dengan penandatanganan prasasti yang berlangsung di halaman Benteng Amsterdam, Negeri Hila, Minggu (11/9/2022).
Dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022, Negeri Hila masuk 50 besar desa wisata terbaik se-Indonesia. Peringkat ini diumumkan Kemenprekraf RI pada April 2022 lalu. Hal itulah yang menjadi alasan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini kembali mengunjungi Ambon.
Kedatangan Sandiaga di Hila disambut Penjabat Kepala Pemerintah Negeri, Amin Sopaliu, para penghulu Masjid Hasan Soleman Halawang dan tokoh masyarakat.
Kunjungan Sandiaga ke Hila tidak sendiri. Ia didampingi Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku, Sadali Ie, Forkopimda, dan sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Maluku Tengah.
Di Hila, Sandiaga yang merupakan warga kehormatan Negeri Hutumuri di kota Ambon ini mendengar penjelasan tentang profil desa, profil pengelola desa, daya tarik wisata pengunjung, souvernir, homestay, digital / kreatif dan kelembagaan desa. Hal itu disampaikan admin Pengelola Negeri Hila, Nurdin Lating setelah Hila dinobatkan sebagai Desa Wisata di Masjid Hasan Soleman Halawang.
Rombongan Menparekraf kemudian berjalan kaki menuju Benteng Amsterdam. Di halaman benteng, Sandiaga Uno ikut menari tarian sawat dan bermain salah satu permainan tradisional Maluku yaitu Toki Gaba-Gaba.
Usai bermain, rombongan kembali meninjau stand souvernir yang dipajang mulai dari Parang Salawaku, Cangkir Kayu, Mainan Kunci Kayu dan produk khas daerah seperti Kopi Bapepa, Nunur Ne, Sagu Tumbuk, Bubur Sagu, Manisan Pala, Jus Pala, Sirup Sari Pala dan Selai Pala.
BACA JUGA: Menteri Sandiaga Uno Kembali ke Ambon
Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno, mengatakan, aspek pencanangan bukan hanya dinilai dari segi sejarah saja, melainkan juga karena Desa Hila merupakan kawasan titik nol dari jalur rempah di Indonesia.
“Di sini juga terlihat sangat tinggi toleransi antar umat beragama yang menjadi kekuatan Indonesia sebagai negara yang bertoleransi umat beragamanya. Begitu pula sukunya sangat terlihat di sini. Ini pemandangan yang indah, budaya yang luhur dan produk ekonomi kreatifnya sangat menarik. Tadi saya lihat Pala yang dijadikan Jus, Manisan dan beberapa kerajinan tangan,” ungkapnya.
Discussion about this post