AMBONKITA.COM,- Puluhan orang terluka dalam insiden bentrokan antara polisi dengan warga di dalam Negeri Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa pagi (7/12/2021).
Mereka yang terluka terdiri dari 15 orang warga Tamilouw, dan 7 anggota polisi. Sejumlah ibu paruh baya juga ikut tertembak dalam insiden tersebut. Kini, seluruh warga terluka sedang menjalani perawatan medis di Puskesmas maupun RSUD Masohi.
Bentrokan terjadi setelah aparat gabungan kepolisian hendak menangkap 11 orang warga setempat. Mereka yang akan ditangkap diduga sebagai pelaku pengrusakan terhadap tanaman warga di Dusun Rohunusa, Desa Sepa, Kecamatan Amahai, dan pembakaran kantor desa Tamilouw.
Penangkapan yang dilakukan polisi tidak diterima oleh warga setempat. Mereka kemudian melakukan aksi penghadangan. Tiang listrik dibunyikan, hingga berujung pada tindakan represif polisi. Gas air mata dilepas, dan dilakukan tembakan peringatan.
Tindakan represif dilakukan setelah warga diduga mulai menyerang dan merampas senjata organik milik aparat kepolisian.
“Penangkapan terhadap pelaku yang diduga melakukan pengrusakan tanaman warga dan pembakaran kantor desa Tamilouw dipimpin langsung oleh Kapolres dan Wakapolres Maluku Tengah,” kata Kabid Humas Polda Kombes Pol M. Rum Ohoirat kepada wartawan di Ambon.
Sebelum dilakukan penangkapan, Rum mengaku secara prosedur Polres Malteng telah melakukan berbagai upaya persuasif dengan membangun komunikasi, baik terhadap Pemerintah Negeri Tamilouw, tokoh pemuda, masyarakat dan agama.
“Juga sudah melakukan pendekatan-pendekatan dengan masyarakat agar para pelaku diserahkan. Namun karena tidak diserahkan maka tindakan yang diambil yaitu dilakukan penangkapan,” katanya.
Saat proses penangkapan dilakukan, kata Rum, terjadilah penghadangan dari masyarakat. 4 unit kendaraan operasional polisi dirusak oleh mereka.
“7 anggota kami juga mengalami luka-luka karena dipukul menggunakan batu dan kayu,” katanya.
Atas kejadian itu, tim gabungan melakukan upaya paksa untuk membubarkan massa, dengan melepas gas air mata, dan tembakan peringatan menggunakan peluru hampa dan karet.
“Berdasarkan informasi yang diterima terdapat sejumlah warga juga mengalami luka-luka. Diantaranya bapak RM Badri Tomagola, yang diduga terserempet peluru karet pada lengan tangan kiri dan pinggang bagian belakang sebelah kiri. Beliau kini dirawat di RSUD Masohi,” katanya.
Juru bicara Polda Maluku ini juga menyesalkan adanya sejumlah oknum masyarakat yang mencoba merampas senjata api organik dari tangan sejumlah anggota polisi. Beruntung, sejumlah anggota Polisi berhasil menyelamatkan senjata yang dipegangnya.
“Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada senjata yang berhasil dirampas oleh anggota masyarakat. Saat ini kami telah mengamankan 5 orang terduga pelaku pengrusakan tanaman warga dan pembakaran kantor desa Tamilouw,” katanya.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Negeri Tamilow, Epen Selano, mengaku, langkah represif yang dilakukan polisi dengan menembaki warga sangat keterlaluan.
“Terlalu berlebihan sekali. Ada beberapa ibu yang juga ditembak dan saat ini sedang dirawat,” kata Epen dari balik telepon selulernya.
Ia mengaku tidak perlu dilakukan pengerahan ratusan aparat kepolisian bersenjata lengkap ke desa Tamilow. Bahkan mereka mengerahkan mobil barracuda yang dilengkapi dengan senjata mesin.
Kejadian itu, kata dia, sudah menakut-nakuti masyarakat, seperti sedang terjadi kerusuhan besar atau hendak dilakukan penangkapan terhadap penjahat negara.
Menurut Epen, ratusan aparat bersenjata lengkap memasuki desa Tamilouw setelah shalat subuh. Saat memasuki desa, aparat langsung mengeluarkan tembakan. Suara tembakan itu kemudian membuat warga terpancing dan melakukan penghadangan.
“Kalau dari Polsek Amahai sendiri yang datang melakukan penangkapan saya kira mungkin tidak ada (bentrok) seperti ini,” sesalnya.
Selain itu, Epen juga mempertanyakan tertembaknya sejumlah ibu paruh baya yang melakukan protes terhadap penangkapan warga desa tersebut.
“Yang kita sesalkan mereka melakukan penembakan ke ibu-ibu, itu mereka tembak sembarangan,” kecamnya. (*)
Penulis: Husen Toisuta
Discussion about this post