AMBONKITA.COM,- Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, menggandeng BKKBN Provinsi Maluku, meluncurkan program Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) untuk memerangi stunting.
Program Dahsat sebagai inovasi baru yang dilakukan dalam upaya menurunkan angka stunting di ibukota provinsi Maluku, ini diluncurkan Sekretaris Kota (Sekot) Ambon, Agus Ririmasse.
Lounching program Dashat tersebut berlangsung di gedung PTKKI, Kelurahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Rabu (2/3/2022).
Agus Ririmasse dalam sambutannya menjelaskan, Dashat merupakan upaya pemanfaatan potensi pangan lokal yang sehat, lezat, bergizi, serta kekinian, melalui kegiatan teori dan praktek pengolahan pangan oleh para ahli gizi, maupun ahli kuliner lokal.
“Program ini menjadi program strategis BKKBN untuk mencegah dan mengatasi stunting melalui ketahanan pangan yang mengangkat kearifan lokal dari 22 provinsi di Indonesia,” ungkap Sekot Ambon, Agus Ririmasse dalam sambutannya.
Menurutnya, BKKBN mendapat amanah sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan Stunting yang adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
“Hal itu ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang berada di bawah standar yang ditetapkan,” jelasnya.
Agus meminta ibu hamil sudah harus mendapat perhatian serius, dengan asupan makanan yang sehat, bergizi, dan berimbang. Ibu hamil diharapkan dapat mengkonsumsi minuman kaya vitamin dan mineral. Ini merupakan salah satu hal yang penting dilakukan guna mencegah stunting pada anak.
“Anak dalam 1000 hari pertama kehidupannya, yakni sejak masih menjadi janin hingga usia sekitar 2 tahun perlu mendapat nutrisi yang diperlukan, sebab anak adalah harta terindah yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga harus diberi perhatian khusus,” pintanya.
Diskusi Asyik Pendidikan Kependudukan atau yang disingkat Dakdikduk, juga mewarnai lounching program Dahsat tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program percepatan penurunan Stunting di Indonesia, khususnya di Kota Ambon.
“Kegiatan ini dilaksanakan dengan sasaran kepada anak remaja, calon pengantin dan pengantin baru, ibu hamil, ibu menyusui, ibu yang memiliki anak balita, tokoh agama dan tokoh masyarakat, tim pendamping keluarga serta sasaran lainnya dengan tujuan memberikan informasi dan edukasi tentang Stunting,” jelasnya.
Menurut mantan kepala dinas Dukcapil Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur ini, dari hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukan terjadi penurunan angka stunting dari 27,7 persen di tahun 2019 menjadi 24,4 persen di tahun 2021.
“Walaupun angka stunting ini menurun namun angka tersebut masih dinilai tinggi mengingat WHO menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen,” terangnya.
Untuk Kota Ambon sendiri, lanjut dia, pada tahun 2021 lalu, telah ditetapkan 12 lokus stunting yang ada di 4 kecamatan. Namun pada tahun 2022, meningkat menjadi 38 lokus di 5 kecamatan.
“Semua lokus ini akan terus kita pantau perkembangannya dalam upaya mempercepat penurunan stunting sehingga komitmen pada tahun 2024, angka stunting bisa ditekan hingga 14 persen dapat terwujud,” harapnya.
Editor: Husen Toisuta
Discussion about this post