AMBONKITA.COM,-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wilayah Papua Maluku (Pamalu) bersama Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) menggelar sosialisasi komunikasi hulu migas kepada sekitar 70 jurnalis wilayah Maluku dan Papua secara virtual atau tatap layar, Jumat (17/7/2020).
Lebih dari enam jam para jurnalis dan juga mahasiswa dari sejumlah kota di Provinsi Maluku dan Papua Barat itu menyimak setiap materi yang disampaikan SKK Migas, KKKS wilayah Pamalu dan narasumber lainnya secara daring.
Kepala Perwakilan SKK Migas Pamalu A.Rinto Pudyantoro mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada jurnalis terkait kegiatan hulu migas terutama di wilayah kerja Pamalu. Informasi kegiatan hulu migas sangat penting dipahami pekerja media agar saat menulis berita mendapatkan informasi yang benar, tidak salah sehingga informasi atau pesan yang diterima publik juga benar adanya.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada jurnalis hal-hal yang perlu dipahami dan dimengerti agar saat jurnalis menulis berita, menyampaikan informasi tentang hulu migas mendapatkan informasi yang cukup sehingga pesan ke publik tersampaikan dengan baik,” kata Rinto saat membuka kegiatan lewat tatap layar.
Dalam pemaparannya, Rinto menjelaskan dua kegiatan utama SKK Migas. Yakni ekspolarasi dan eksplotasi atau produksi. Kegiatan ekplorasi itu berarti mencari dan menemukan (gas). “Setelah itu kegiatan kedua, mengangkat (gas) ke permukaan atau disebut ekspolitasi,” ungkap Rianto.
Ia menjelaskan ekplorasi yang meliputi studi geologi, studi geofisika, survei seismik dan pengeboran. Kegiatan ini adalah tahap awal usaha hulu minyak dan gas. “Kegiatan eksplorasi bertujuan untuk mencari cadangan (migas) baru. Jika ditemukan cadangan yang ekonomis untuk dikembangkan, maka kegiatan eksploitasi dilanjutkan dengan produksi, mengangkat (migas),” jelas Rianto.
Lalu bagaimana minyak dan gas di wilayah Pamalu, Rianto mengakui potensinya cukup tinggi. Adanya banyak titip sumur ladang minyak dan gas yang terdeteksi. Namun itu belum dieksploitasi.
Termasuk yang kekinian Blok Abadi Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar Provinsi Maluku. Karena itu, Rianto meminta jurnalis Maluku Papua mendorong iklim di daerah yang kondusif agar investor mau berinvestasi mengeksploitasi ladang-ladang minyak dan gas bumi itu. Jika eksploitasi dilakukan maka tentu akan mendatangkan pendapatan untuk daerah dan masyarakatnya.
Sejauh ini ekploitasi minyak dan gas di wilayah kerja SKK Migas Pamalu dilakukan oleh sejumlah perusahan swasta yang dinamakan KKKS. Mereka adalah Pertamina EP, RH Petrogas, Field Papua, BP Indonesia, Petro China Salawati, Citic Seram Energy, Karlez dan yang kekinian, Inpek Masela.
Selain tugas utama SKK Migas, Rianto juga menyampaikan sosialisasi Sistem Manajemen Anti Suap (SMAP) SKK Migas. SMAP adalam sistem yang dibangun, diterapkan jajaran SKK Migas termasuk anggota keluarganya dalam menjalankan pengawasan dan pengendalian industri hulu migas. Langkah ini diharapkan akan membantu terciptanya industri hulu migas yang transparan dan efisien sehingga bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi negara.
Rianto mengakui industri hulu migas memiliki rantai bisnis yang panjang dan melibatkan banyak pihak. Kondisi seperti ini memunculkan peluang terjadinya tindak penyuapan. Karena itu SKK Migas menerapkan SNI ISO 37001:2016 untuk meminimalisir resiko penyuapan.
Atas penerapan SNI ISO 37001:2016 kata Rianto, SKK Migas mendapatkan akreditasi dari Lembaga Sertifikasi Manajemen Anti Penyuapan (LSMAP) yang merupakan sebuah standar internasional untuk sistem manajemen anti penyuapan. “Dari tahun ke tahun kita terus mempertahankan dan menerapkan SNI ISO 37001:2016 tentang sistem menajemen anti penyuapan,” kata Rianto.
Pada sosialisasi ini sejumlah perwakilan KKKS yang beroperasi di wilayah kerja Pamalu juga menyampaikan kegiatan hulu migas. Seperi Inpex Masela, Pertamina EP, RH Petrogas, Field Papua dan lainnya. Materi juga kegiatan hulu migas juga disampaikan Kepala Humas SKK Migas Pamalu, Galih W. Agusetiawan.
Dari Inpex Masela misalnya menyampaikan tahapan Proyek Liquefied Natural Gas (LNG) Abadi Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar Maluku. Inpex memastikan proyek LNG Abadi Masela tetap berjalan meski Shell Upstream Overseas Ltd mitra Inpex mundur dari proyek Blok Masela.
Sementara untuk jurnalis, materi disampaikan oleh jurnalis senior Kantor Berita Antara dan pengajar Lembaga Pers Doktor Sutomo (LPDS), Priyamboda dan Direktur Eksekutif LPDS Hendrayana serta penyampaian materi dari Dompet Dhuafa, mitra SKK Migas.(MDI)
Discussion about this post