AMBONKITA.COM,- Raja-raja yang tergabung dalam Majelis Latupati Jasirah Leihitu, meminta Febry Calvin Tetelepta (FCT), Deputi I Kantor Staf Kepresidenan RI, untuk tidak menghadiri kegiatan pelantikan dan rapat kerja oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan pengurus DPP Hena Hetu.
Pelantikan dan rapat kerja tersebut baru diketahui Majelis Latupati Jasirah Leihitu, setelah beredarnya undangan. Kegiatan itu akan dilaksanakan di gedung Ashari, Kota Ambon, Kamis (27/7/2023). Dalam undangan yang diterima, FCT rencananya yang akan membuka kegiatan tersebut.
“Kami Majelis Latupati yang Alhamdulillah semuanya hadir hari ini ingin menyikapi surat undangan pelantikan dan rapat kerja DPP Hena Hetu yang nanti akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2023,” kata Raja Larike, Hafes Mansyur Lausepa, selaku sekretaris Majelis Latupati Jazirah Leihitu kepada wartawan di Ambon, Selasa (25/7/2023). Ia didampingi Ketua Majelis Latupati Jazirah Leihitu, Ali Slamat yang juga sebagai Raja Hitu Messing. Mereka juga didampingi Raja Negeri Wakal, Raja Kaitetu, Raja Liliboy, Raja Tulehu, Raja Tial, Raja Allang, Raja Liang, Raja Suli dan Ketua Saniri Negeri Suli.
Terkait dengan rencana tersebut Majelis Latupati Jasirah Leihitu selaku lembaga tertinggi pada organisasi perhimpunan anak negeri Jazirah Leihitu Hena Hetu menyatakan sikap. Terdapat 4 poin pernyataan sikap yang ditetapkan. Diantaranya;
1. Bahwa Hena Hetu yang sah adalah yang dipimpin oleh Dr. Achmad Jais Ely sebagai Ketua Umum dan Upu Nunu-nya.
2. Memohon kepada Deputi 1 Kepala Staf Kepresidenan RI, Dr. (Cand) Febri Calvin Tetelepta agar tidak menghadiri acara tersebut karena berpotensi membuat kegaduhan sesama kami anak negeri Jazirah Leihitu.
3. Majelis Latupati Jazirah Leihitu sangat berbangga dan menghargai semua tokoh yang ada di Jazirah Leihitu, sehingga janganlah membenturkan para tokoh tersebut.
4. Majelis Latupati Jazirah Leihitu menyerukan untuk bersama-sama menjaga keamanan dan keharmonisan sesama orang basudara di tanah Jazirah Leihitu, terkhususnya di situasi-situasi politik sekarang ini, dan yang akan datang.
BACA JUGA:Â Gubernur Maluku Dikukuhkan sebagai Upu Nunu Hena Hetu
WARGA JAZIRAH LEIHITU DIMINTA TENANG
Terpisah, Ketua Umum DPP Hena Hetu, Dr. Achmad Jais Ely, mengaku, kepengurusan yang dipimpinnya merupakan pengurus yang sah periode 2022-2027. Mereka disahkan oleh dua legitimasi, yaitu pertama adalah Dewan Perwakilan Negeri (DPN), dan kedua yakni musyawarah Raja-raja di Jasirah Leihitu.
“Ada 22 Negeri yang hadir ketika proses pemilihan oleh DPN di gedung Islamic Center. 18 diantaranya memilih saya, dan 2 memilih Sekjen saya sekarang yaitu Pak Dr. Muhammad Malawat, dan 2 absen. Itu legitimasi yang pertama,” jelasnya.
Legitimasi yang kedua, lanjut dia, yaitu musyawarahnya semua Raja-raja di Jasirah. Hasilnya menyatakan Achmad Jais Ely dan Muhammad Malawat sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPP Hena Hetu.
“Bagi saya kalau hari ini ada sekelompok orang yang mau melaksanakan pelantikan atas nama Hena Hetu ya biasa-biasa saja, karena bagi saya tidak ada legitimasi satu Raja pun dari 22 Raja di Jazirah yang memilih mereka,” tegasnya.
Sebagai ketua umum Hena Hetu, Jais Ely mengajak warga Jazirah untuk melihat dinamika tersebut sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.
“Kita tidak boleh terpancing karena semua elemen yang ada di Jazirah, semua tokoh-tokoh yang ada di Jazirah adalah milik kita bersama,” ajaknya.
Ely juga mengajak warga di Jasirah agar tetap tenang dan diharapkan untuk tidak saling membenturkan, “karena mereka-mereka adalah orang-orang yang menjadi payung bagi kita semua,” tambahnya.
Menurut Ely, semua tokoh-tokoh yang ada di Jasirah wajib hukumnya dihargai dan dimuliakan. “Mereka sebagai payung-payung utama untuk melindungi warga Jazirah Leihitu yang merupakan satu ukhuwah, ukhuwah ke wilayahan yaitu ukhuwah Leihitu,” pintanya.
“Biarkan mereka dengan apa yang dilaksanakan. Menurut saya tidak ada satu Raja pun yang mengikuti mereka. Nanti kita lihat apakah dalam undangan itu bapak Raja hadir atau tidak. Bentuk daripada konkret dukungan atau tidak mendukung itu pasti kita lihat dari kehadiran dan ketidak kehadiran para Raja pada saat itu,” pungkasnya.
Editor: Husen Toisuta
Discussion about this post