Keempat, Indonesia mesti membangun diplomasi kemaritiman progresif. Pasalnya, konflilk di LTS, persaingan di kawasan Pasifik dan IORA tak bisa disikapi setengah hati.
Dalam perspektif PMD Indonesia mesti jadi motor penggeraknya buat menjamin perdamaian, dan keamanan kawasan. Pun berkolaborasi dan berbagai sumberdaya ekonomi kawasan.
Kelima, Indonesia mesti menggeser paradigma ekonomi kapitalistik/neoliberal dengan ekonomi nusantara (Nusantaranomcis) ala heterodoks/eklektik.
Paradigmanya dibangun lewat sistem ekonomi-politik berlandaskan praktik-praktik ekonomi lokal, tradisi dan budaya serta agama masyarakat Nusantara. Ia juga bersinergi dengan nilai-nilai modern seperti efisiensi (baca: Damanhuri).
Gagasannya telah memiliki basis ontologi maupun epistemologinya. Misalnya, Subak di Bali, dan kewirausahaan sosial (Social entrepreneurship) ala Minangkabau lewat restoran padangnya, ikan kayu dan asap di Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Utara.
Nusantaranomics berbasis maritim lebih kaya dan beragam. Mulai dari sumberdaya ekonominya, kuliner, wisata bahari, arkeologi maritim, hingga produk kreasi budaya etnik.
Nusantaranomics adalah model ekonomi hybrid ala Indonesia berbasis nilai, tradisi lokal, budaya dan agama. Model ini bisa dikembangkan di wilayah LIN.
LIN jangan sampai menjadi pusat gravitasi ekonomi negara asing berdalih akselerasi PNBP. Di Asia, sukses story praktik model ekonomi hybrid adalah Jepang. Ia negara kepulauan yang maju sehingga dikenal sebagai Japan in Corporation. Nusantaranomics lebih khas Indonesia.
Ia bakal menjadikan Indonesia sebagai “Indonesia in cooperation” bukan corporation. Pasalnya, Nusantaranomics berbasiskan modal sosial masyarakat Indonesia yaitu kekeluargaan, gotong-royong dan solidaritas organiknya.
Prinsip kolaboratif (collaborative) dan berbagi (sharing) dalam era digital sejatinya telah mengakar dalam masyarakat nusantara.
Makanya ia berpotensi menjadi alternatif mengatasi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi antar pulau, wilayah, kawasan, dan golongan di wilayah pesisir.
Inilah rekonstruksi PMD versi terbaru dan pengembangan LIN supaya pencapaiannya optimal. Semoga!
*Dosen Agribisnis Universitas Trilogi Jakarta/ Direktur Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim
Editor : Insany Syahbarwaty
Discussion about this post