AMBONKITA.COM,-Rektor IAIN Ambon Dr. Hasbullah Toisuta menegaskan lembaga yang dipimpinya tidak bisa memotong uang kuliah tunggal (UKT) kapada mahasiswa sebesar 50 persen. Penegasan ini disampaikan Rektor menanggapi unjuk rasa yang dilakukan puluhan mahasiswa IAIN Ambon, Senin (27/7/2020) yang menuntut UKT diturunkan sebesar 50 persen.
BACA JUGA :Â Kunjungan Wakil Menteri PUPR di Kampus IAIN Ambon Diwarnai Unjuk Rasa
Rektor bahkan mengatakan jika mahasiswa tidak bisa membayar UKT sesuai dengan kebijakan kampus, maka sebaiknya mahasiswa tersebut cuti pada semester berjalan.”Yang tidak bisa bayar UKT cuti saja,” kata Hasbullah saat bertemu dengan mahasiswa.
Rektor mengatakan, lembaga tidak bisa memberikan kebijakan untuk pemotongan biaya UKT sampai 50 persen. Sebab lanjutnya, jika hal itu terjadi maka tidak akan ada kegiatan apapun di Kampus IAIN. Bahkan katanya, pegawai honorer tidak akan mendapatkan gaji.
Sehingga, lanjut Hasbullah, pihaknya hanya memberikan kebijakan untuk pemotongan biaya itu sebesar 15 persen saja kepada mahasiswa. “Kalau pemotongan hingga 50 persen, maka seng ada wisuda, KKN, magang sama berikan gaji pegawai honor,” katanya.
Rektor juga menyayangkan aksi demo mahasiswa digelar saat kunjungan Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo di Kampus IAIN. Rektor mengaku malu atas kejadian tersebut.
“Saya malu karena ada Wakil Menteri yang datang baru kalian demo. Padahal beliau datang karena peduli dengan kampus kita yang mengalami kerusakan akibat gempa,” katanya.
Rektor juga mengatakan bila ada dosen yang semester lalu tidak mengajar dengan baik, maka harus dilaporkan kepada lembaga. Soal dosen yang jarak memberikan kuliah ini juga dipersoalkan mahasiswa saat demo.
“Kalau ada dosen yang seng mengajar baik-baik dilaporkan kepada saya, berarti mereka cuma makan gaji buta, biar kita tindak, tapi itu bukan alasan untuk menurunkan UKT lagi,” tandasnya. (ALFIAN SANUSI)
Discussion about this post