“Ini tentunya akan berdampak negatif terhadap ikatan persaudaraan dan nilai toleransi yang sudah menjadi kultur negara kita,” ungkap Sadali mengingatkan.
Kepada masyarakat khususnya di provinsi Maluku, Sadali kembali mengingatkan untuk membentengi diri serta membangun kesadaran wawasan kebangsaan. Ia juga meminta warga agar tidak mudah terhasut dengan ajakan orang dan atau kelompok tertentu yang berafiliasi dengan paham radikal maupun teroris. Ini harus dilakukan sehingga dapat meminimalisir perkembangan paham-paham tersebut.
“Saya juga meminta masyarakat segera melaporkan kepada pihak terkait, jika ditemui orang per orang dan kelompok tertentu, yang menyebarkan paham radikalisme dan terorisme sehingga mendapatkan penanganan seperlunya,” imbau Sadali.
Sadali mengakui untuk mendeteksi paham maupun gerakan radikalisme dan intoleransi yang menginfiltrasi di setiap sektor kehidupan masyarakat cukup rumit.
“Karena itulah, deteksi dini terhadap radikalisme harus dibangun dengan melibatkan peran seluruh elemen. Masyarakat, sekolah, perguruan tinggi, tempat kerja, organisasi dan pemerintah, sudah harus ada aturan-aturan dalam melakukan deteksi dini terhadap potensi radikalisme dan terorisme,” harapnya.
Menurutnya, tanggungjawab pencegahan radikalisme dan terorisme yang dilakukan individu maupun kelompok, bukan semata-mata menjadi tugas pemerintah saja. Tetapi menjadi tugas dan tanggungjawab seluruh elemen masyarakat. Dengan demikian, perlu dilakukan langkah konstruktif dan komprehensif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Maluku.
“Kami harapkan sosialisasi yang dilaksanakan saat ini merupakan momentum strategis untuk membangun kesadaran masyarakat dalam mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme, serta melakukan gerakan penyadaran atas ancaman dan bahaya radikalisme dan terorisme secara berkelanjutan, terukur serta sesuai kearifan lokal masyarakat, yang menghormati dan menghargai keragaman dalam masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua YBKM, Rusli Amiluddin, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan, untuk meningkatkan kesadaran pentingnya Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia. Ini juga untuk meningkatkan semangat nasionalisme dan patriotisme remaja dan pemuda.
“Inilah tujuan utama, sehingga kami menggelar sosialisasi ini,” terang Rusli.
Rusli mengaku perlu dilakukan cara untuk mencegah radikalisme dan terorisme di Indonesia, khususnya di Maluku. Yaitu pertama dengan toleransi terhadap sesama umat beragama, yang berarti hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain. Kedua, bersatu tanpa mengedepankan ego atau golongan.
Discussion about this post