AMBONKITA.COM,- The Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) atau Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia Simpul Maluku ikut terlibat langsung melakukan aksi bersih-bersih sungai bersama sejumlah organisasi kampus di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon. Aksi ini berlangsung di Sungai Wae Ruhu, Kota Ambon, Minggu (26/11/2023).
Aksi bersih sungai ini diinisiasi oleh Unit Kerja Mahasiswa (UKM) seperti Mahasiswa IAIN Pecinta Alam (Mahipala), Racana Al-Mulk (Pramuka), Menwa, KSR, Mahat Putri, juga SIEJ Simpul Maluku, Rumah Zakat, Literasi Qur’an dan JNE.
Koordinator Aksi Bersih Sungai, Rifai Idris mengatakan, kegiatan yang dilakukan semata-mata untuk mendemonstrasi. Demonstrasi yang dimaksud yakni memberikan penguatan serta rangsangan kepada masyarakat luas akan pentingnya menjaga lingkungan dari pencemaran, terutama sungai.
Dia mengatakan, aksi bersih sampah nantinya akan dilakukan secara berkelanjutan. Karena itu, dia berharap agar khalayak sama-sama terlibat langsung dalam melestarikan lingkungan dan alam sekitar.
Melindungi alam dari keserakahan manusia, kata Rifai, bukan saja menjadi tugas dan tanggungjawab segelintir orang, namun seluruhnya. Menurutnya, manfaat sumber daya sungai bagi manusia bukan saja terbatas pada sumber air, dan pembangkit listrik, namun juga sebagai produksi pangan.
“Karena itulah sejak jam 08.00 WIT, kami bersama Racana Al-Mulk, Menwa, KSR, Mahat Putri, kemudian Literasi Qur’an, Rumah Zakat, JNE dan SIEJ Simpul Maluku mulai menggelar aksi bersih sungai,” katanya.
Harapan besar dari kegiatan tersebut, masyarakat di kawasan sekitaran sungai ikut bahu-membahu melestarikan lingkungan. Artinya tidak hanya komunitas tertentu atau pegiat lingkungan saja.
BACA JUGA:Â Ketua DPRD dan Kadis PMDPA Malra Diperiksa Polisi soal Dugaan Korupsi Dana Covid-19
Jihad Toisuta, Pembina Literasi Qur’an Ambon, menyebut, mereka membersihkan lingkungan sungai yang ada di depan Kampus IAIN Ambon sebagai bentuk mencintai alam, dan menjaga agar generasi ke depan bisa menikmati alam dengan indah.
Menurutnya, jika masyarakat yang berada di samping sungai selalu membuang sampah, maka lima atau sepuluh tahun ke depan, orang-orang tidak lagi melihat air melainkan tumpukan sampah.
“Ketika terjadi banjir kalau hujan deras, masyarakat jangan pernah menyalahkan pemerintah atau alam bahkan Tuhan, karena itu adalah ulah kita sendiri,” tegasnya.
Sisi lain, sambung dia, mahasiswa selaku makhluk akademis yang tinggalnya dekat sungai agar lebih pandai lagi dalam membuang sampah. Karena sungai bukan tempat sampah melainkan sumber kehidupan bagi makhluk hidup.
“Jangan membuang sampah di sungai, karena sungai bukan tempat sampah. Mari menjaga alam, kalau tidak bisa menjaga, setidaknya jangan membuang di sungai,” tegasnya.
Sementara Koordinator SIEJ Simpul Maluku, Nurdin Abdullah Tubaka mengapresiasi langkah yang dilakukan organisasi intra kampus tersebut.
Menurutnya, langkah itu sebagai penyadartahuan masyarakat agar tidak sembarang dalam membuang sampah ke sungai. Pasalnya, bahaya sampah bukan saja sebatas mengakibatkan banjir, namun lebih dari itu berdampak juga pada kesehatan manusia.
“Sampah sungai sudah pasti berakhir di laut. Dengan demikian akan berdampak bahaya juga bagi ekosistem laut, seperti lamun, hutan mangrove, kerang dan lain-lain. Sampah juga berdampak abrasi atau pengikisan pesisir pantai,” jelasnya.
Karena itu aksi sosial ini penting dilakukan berkelanjutan. Bukan saja di sungai, tapi di pesisir pantai juga harus diprogramkan kegiatan serupa.
“Misalnya kita bikin beach clean up dan lain-lain. Karena bersih pesisir pantai juga menjadi tanggungjawab kita bersama,” pungkasnya.
Aksi bersih sungai juga melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kota Ambon. Untuk memperlancar aksi yang dilakukan, dinas terkait ikut mendatangkan satu unit truk sampah guna mengangkut sampah-sampah yang dibersihkan dari sungai.
Editor: Husen Toisuta
Discussion about this post