AMBONKITA.COM-Anggota DPR RI Saadiah Uluputty dan anggota DPRD Maluku, Rostina Hasyim mengunjungi pasien Covid-19 di Balai LPMP, Poka, Sabtu (13/6/2020). Kunjungan yang dilakukan dua srikandi PKS tersebut dalam rangka menyerap aspirasi para pasien yang dikarantina.
Dalam kesempatan itu sejumlah curhatan disampaikan langsung oleh para pasien. Salah satu pasien berinisial HR, yang video tangisannya sempat viral mengaku jenuh dengan kondisi di tempat karantina. “Katong ada 40 orang lebih. Sudah 38 hari disini ibu. Pasti rasa jenuh juga,” curhatnya.
Selain itu, HR juga mengaku bingung dengan pola penyobatan dan penyembuhan Covid-19. Misalnya mereka mempersoalkan perbedaan pengobatan Istri Sekda Maluku dengan pasien umum yang masyarakat biasa.
“Ada pasien yang tidak pernah minum obat juga tetapi dinyatakan sembuh. Istri Sekda satu minggu positif, satu minggu lagi negatif. Kalau katong rakyat yang susah ini, yang miskin ini tinggal positif tarus,” kesalnya.
Seorang pasien pria juga mengaku jenuh dengan kondisi di lokasi karantina, walaupun diberikan makanan rutin oleh petugas. “Soal makanan dari provinsi sadiki bagus. Cuman katong ingin keluar saja. Disini lama juga bosan,” ungkapnya.
Anggota DPR RI, Saadiah Uluputty di lokasi karantina turut memberikan dukungan moril kepada para pasien. “Dengan segala keprihatinan kita datang bertatap muka mendengar isi hati dari ibu-ibu dan bapak-bapak semua,” kata Saadiah.
Menurutnya, Pemerintah Daerah (Pemda) harus profesional dan transparan dalam penanganan. Hal itu penting, agar penanganan covid-19 tidak sampai mengganggu stabilitas sosial akibat maraknya kecurigaan masyarakat terhadap penanganan Covid-19.
“Ini harus dimulai dengan satu keterbukaan. Terutama soal data. Pasien mengeluh, kalau keluarga pejabat penanganannya cepat sembuh sementara masyarakat biasa lama sekali. Ini kalau tidak ditangani secara serius bisa mengganggu stabilitas sosial kita karena keluarga pasien juga tidak puas,” tegasnya.
Sementara Anggota DPRD Maluku, Rostina Hasyim mendesak pemerintah daerah Provinsi Maluku untuk memberikan program jaring pengaman sosial kepada keluarga pasien. Karena dikatakannya, ada sebagian keluarga pasien yang dikucilkan dan dijauhi secara interaksi sehingga mengganggu kelancaran dalam bekerja menghidupi keluarga.
“Pemda harus sentuh keluarga pasien dengan jaring pengaman sosial. Kasihan ada anak pasien yang kerjanya sapu jalan, jualan dan lain-lain harus dijauhi sehingga tidak bias kerja lagi. Bagaimana biaya hidup mereka? Ada juga pasien yang tulang punggung keluarga. Bagaimana hidup anak-anaknya nanti,” kata Rostina.
Dua legislator asal PKS tersebut berjanji akan melakukan koordinasi dan upaya mendorong pemerintah memperbaiki pola penanganan Covid-19 di Maluku. Jangan sampai masyarakat menilai Pemda gagal dalam menangani pandemic Covid-19. (MDI)
Discussion about this post