AMBONKITA.COM,- Tidak seperti biasanya di Bursa Efek Indonesia dimana investor pasar modal cenderung lebih meningkat dibandingkan investor saham, khususnya di wilayah Maluku dan Maluku Utara.
Tahun ini, per April 2025, investor saham tercatat justru lebih meningkat dibandingkan dengan investor pasar modal pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Demikian disampaikan Alberto Fasaamuri Dachi, Kepala Wilayah BEI Maluku, dalam kegiatan workshop wartawan di kota Ambon, Rabu (28/5/2025), dengan tema “Sinergi cerdas media dan Bursa Efek Indonesia: Wujudkan literasi pasar modal yang berkualitas dan inklusif di Maluku”.
Alberto mengungkapkan, pada 2024 investor pasar modal di Maluku dan Maluku Utara tercatat sebanyak 86.379. Jumlah ini tumbuh 25.162 investor atau naik 41,1%. “Presentasi kenaikannya cukup tinggi bahkan bisa dibilang kita masuk tiga besar nasional pertumbuhannya. Jadi cukup menggembirakan karena kita ditargetkan tahun lalu 20.000 investor ternyata dapatnya lebih dan pertumbuhannya secara nasional itu di angka 20% kalau tidak salah,” jelasnya.
Pada tahun yang sama, investor saham juga meningkat pada BEI. Tercatat ada 22.627 investor saham. Naik cukup tinggi yaitu 5.423 atau 31,5%. “Ini yang tahun 2024,” katanya.
Tahun ini, per April 2025, investor pasar modal tercatat sebanyak 91.108, naik 4.729 atau 5,5%. Sedangkan investor saham tercatat sejumlah 25.432, tumbuh 2.805 investor atau naik 12,4%.
“Tahun ini sedikit agak anomali. Karena biasanya investor pasar modal naiknya lebih tinggi dari investor saham, nah tahun ini ternyata anomali, investor sahamnya yang naik lebih tinggi dari investor pasar modal,” ungkapnya.
Alberto mengaku fenomena itu memang sudah diprediksi sejak beberapa tahun lalu. Sebab, biasanya, kecenderungan masyarakat di Maluku dan Maluku Utara pada awal berinvestasi membeli produk yang aman di pasar modal, seperti obligasi, obligasi pemerintah, reksa dana dan lain-lain. “Makanya sebelum-sebelumnya, tumbuh besarnya itu di produk-produk pasar modal secara umum,” jelasnya.
Seiring dengan perjalanan investasi yang dilakukan, keinginan seseorang pasti akan berubah. Mereka akan lebih mencari keuntungan, artinya selera seseorang mulai meningkat.
Karena ingin untung besar, para investor mencari produk-produk yang berpotensi menimbulkan keuntungan melimpah, seperti saham. Walaupun ada potensi risiko yang lebih besar, “tapi mungkin karena sudah berinvestasi di produk lainnya jadi punya takaran risikonya masing-masing,” jelasnya.
Selain itu, peningkatan pasar saham juga dapat disebabkan karena masyarakat sudah terliterasi dengan baik, sehingga dapat menakar risiko yang akan terjadi. “Makanya tahun ini per April pertumbuhan saham di Maluku dan Maluku Utara meningkatnya lebih tinggi daripada investor pasar modal,” jelasnya.
Secara umum, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tahun 2025 mengalami kenaikan 1,53%. “Mungkin bulan lalu teman-teman baca berita IHSG yang turun jauh sekali, namun per kemarin sore itu sudah pulih bahkan lebih tinggi lagi,” ungkapnya.
Naik turunnya IHSG merupakan dinamika pada bursa saham. Pada bulan ini (Mei 2025), IHSG terus mengalami peningkatan. “Jadi sudah pulih sepenuhnya terhadap penurunan yang terjadi bulan lalu, bahkan lebih tinggi lagi,” ungkapnya.
Tahun ini jumlah perusahan ada sebanyak 956, dimana terdapat 14 emiten baru dengan total saham yang tercatat di bursa efek sebesar Rp7,1 triliun.
Kapitalisasi pasar juga mengalami kenaikan setelah sempat drop beberapa hari lalu. Terhitung 27 Mei 2025 kembali naik 0,99%. “Harapannya tahun ini lebih tinggi lagi,” ujarnya.
Alberto mengatakan, di Maluku dan Maluku Utara terdapat dua Galeri Investasi (GI). Yaitu GI BEI dan GI Edukasi (GIE). GI BEI berjumlah 13. Tersebar di Ambon 7 (Unpatti, UKIM, IAIN, STIKOM, Unidar); Buru 1 (Universitas Ikra); Maluku Tengah 1 (Stikes Gotong Royong di Masohi); Kepulauan Tanimbar 1 (Universitas Lelemuku Saumlaki); Ternate 3 (Unhair, IAIN Ternate dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara). Sedangkan untuk GEI ada 15, yaitu 10 di SMA dan 5 di SMK.
“Kalau Galeri Investasi, kita di perguruan tinggi, kalau galeri investasi edukasi di level SMA dan SMK sederajat, ada MA juga,” tambahnya.
Galeri investasi tahun ini akan terus bertambah. Sebab, Bursa Efek Indonesia membutuhkan perpanjangan tangan untuk pemerataan literasi dan edukasi pasar modal.
“Tempat yang paling efektif adalah kita kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan di kampus maupun di SMA dan SMK. Kita mengusul ke guru dan siswa-siswanya. Kalau guru-gurunya belum teredukasi dengan baik susah juga menyampaikan informasi kepada siswa-siswa,” ucapnya.
Pada tahun ini, BEI Maluku memiliki target pencapaian. Diantaranya 20.000 Investor Baru Pasar Modal; 6 Galeri Investasi Baru; 400 Kegiatan Edukasi; Dan 15.000 Peserta Kegiatan.
Sementara program unggulan yang akan dilaksanakan yaitu Guruku Investor Saham; Galeri Investasi di Pemprov atau Pemkot/Pemkab; Road to Capital Market and Summit (CMSE) 2025; Dan Penguatan Infrastruktur Pasar Modal bersama TPAKD.●
Editor: Husen Toisuta
BACA BERITA TERKINI AMBONKITA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS