AMBONKITA.COM,- Kepolisian Daerah Maluku, bersama Satuan Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri, menggelar dialog kebangsaan. Tujuannya untuk mewujudkan Pemilu Damai 2024.
Mengukuhkan ideologi Pancasila, merawat kebhinekaan dalam bingkai basudara manise, mewujudkan Pemilu Damai 2024, merupakan tema yang digagas.
Dialog kebangsaan dilaksanakan di gedung Plaza Presisi Manise Polda Maluku, Kota Ambon, Jumat (3/11/2023). Ratusan peserta dari Forkopimda Maluku, tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, mahasiswa dan pelajar SMA maupun alumni SMA Negeri 3 Ambon angkatan 1987 hadir dalam kegiatan itu.
Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif, dalam sambutannya yang disampaikan Wakapolda Maluku, Brigjen Pol Stephen M. Napiun, mengatakan, Pancasila sebagai dasar negara, idiologi negara dan pandangan hidup bangsa yang digali oleh para pendiri bangsa merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan yang Maha Esa bagi bangsa Indonesia
Proses internalisasi sekaligus pengalaman nilai-nilai Pancasila harus dilakukan dengan perjuangan secara terus menerus. Pancasila harus tertanam dalam hati yang suci dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Suatu negara juga harus memiliki rasa nasionalisme dan ini harus ditanamkan oleh seluruh masyarakat yang ada di dalamnya. Namun, sikap nasionalisme tidak boleh menjadi ekstrim atau ultranasionalis, karena justru akan membuat negara tersebut jatuh. Memiliki rasa kebangsaan adalah hal penting yang harus dimiliki warga negara sebagai dasar untuk menjadi bangsa yang kuat.
“Melalui kegiatan ini kami mengajak mahasiswa untuk menerapkan idiologi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, pemuda adalah agen perubahan yang kelak akan menjadi pemimpin di negeri ini. Marilah generasi muda Indonesia, kita bersatu padu dan bergerak aktif memperkokoh nilai nilai Pancasila dalam mewujudkan Indonesia Maju yang kita cita-citakan,” katanya.
BACA JUGA:Â Polda Maluku Lakukan FGD Buat Buku Potret Keselamatan Lantas di Indonesia
Dialog ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan kebangsaan, memupuk rasa cinta tanah air, memperkuat semangat kebinekaan yang pada akhirnya untuk memperkuat jati diri bangsa Indonesia dalam memperkokoh Idiologi Pancasila.
“Mengakhiri sambutan ini, saya ingin mengingatkan kita semua kepada amanat Presiden Republik Indonesia pada peringatan hari lahir Pancasila tahun 2023. Toleransi, persatuan, dan gotong royong adalah kunci membangun bangsa yang kokoh. Saya mengajak kita semua untuk menolak ekstrimisme menolak politisasi identitas, menolak politisasi agama. Mari kita menyambut pesta demokrasi Pemilu 2024 dengan kedewasaan, dengan suka cita, dengan memegang teguh nilai-nilai Pancasila, memperjuangkan Indonesia maju, yang adil, yang sejahtera, serta berwibawa di kancah dunia,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Densus 88 Anti Teror Polri, Irjen Pol Marthinus Hukom, mengatakan, dialog kebangsaan yang dilakukan ini bertujuan untuk menguatkan kesadaran kolektif seluruh masyarakat, khususnya di Maluku.
Kondisi bangsa Indonesia saat ini sedang diperhadapkan dengan berbagai problem dan permasalahan-permasalahan yang cukup rumit baik di dalam negeri maupun perkembangan dunia global yang langsung maupun tidak langsung. Perkembangan ini tentuanya akan memberikan dampak kepada keutuhan bangsa dan negara.
“Maka hari ini kita melaksanakan dialog kebangsaan ini untuk mengantisipasi perkembangan-perkembangan global sehingga memberikan kesadaran kolektif pada seluruh masyarakat terutama adik-adik kita anak-anak muda, mahasiswa, siswa SMA,” katanya.
Dialog kebangsaan ini diharapkan dapat menanamkan kesadaran kolektif, menguatkan resiliensi baik secara personal individu maupun secara kolektif.
“Begitu juga ketika kita melihat historynya Maluku yang pernah dilanda konflik dan kita ketahui bahwa tensi politik global atau nasional itu sangat berdampak sekali kepada keamanan, terpecahnya masyarakat, polarisasi masyarakat, terutama yang kita hadapi saat ini adalah beberapa bulan lagi kita akan menghadapi pemilihan umum,” katanya.
Kegiatan dialog kebangsaan ini juga dilakukan untuk mengangkat nilai-nilai Pancasila di tengah situasi Indonesia saat ini yang harus terus ditata dan dijaga.
“Karena ada dua hal penting yang ingin kami berikan, pesan-pesan moral yang akan kami berikan di tengah dua situasi menurut kami, menurut saya yang perlu kita sikapi betul. Pertama adalah menjelang Pilpres 2024 dan yang kedua adalah isu-isu politik global yang juga berdampak pada Indonesia,” ungkapnya.
Dua situasi tersebut, kata Irjen Hukom, memiliki konsekuensi terhadap masalah politik. “Kita selalu melihat bahwa politik itu kan membuat polarisasi dan bagi kami polarisasi itu adalah hal yang wajar saja karena masyarakat bebas untuk memilih,” katanya.
Hanya saja, lanjut Irjen Hukom, jangan karena politik, lalu membiarkannya mengaduk-aduk emosi masyarakat. “Sehingga saya sebagai Kadensus 88, sebagai perwira tinggi Polri, Saya melihat bahwa dialog kebangsaan ini merupakan suatu cooling system untuk menjaga keharmonisan, menjaga kohesi sosial bisa tetap terjaga jangan sampai terjadi friksi karena politik,” harapnya.
Di sisi lain, kondisi Indonesia bila dihubungkan dengan situasi global saat ini tentu tidak baik-baik saja. “Kita lihat di Palestina sekarang terjadi perang antara Hamas dan Israel berdampak dari konsekuensi terhadap kehidupan beragama di Indonesia. Saya sangat memahami bahwa peristiwa global ini juga akan membuat polarisasi, namun kita coba untuk terus menjaga supaya polarisasi itu tidak terbentuk. Ini mungkin tujuan kita melaksanakan dialog kebangsaan ini,” ungkapnya.
Untuk diketahui, dialog kebangsaan menghadirkan tiga narasumber diantaranya Dr. Abidin Wakano, M.Ag., Gus Islah Bahrawi, dan Pdt. Juliana A. Tuasela, Ph.D.
Editor: Husen Toisuta
Discussion about this post