“Untuk pemilik senpi masih dalam penyelidikan. Sementara pemilik amunisi orangnya sudah kita amankan. Berdasarkan keterangan yang bersangkutan kita masih kembangkan, tidak bisa kita ekspos dulu,” kata dia.
BACA JUGA:Â Amankan 7,52 Kubik Kayu Illegal, Polres SBT Ungkap Pemalsuan Dokumen SKSHHK
Belum diketahui pasti lokasi pembuatan dua pucuk senpi rakitan yang menggunakan alur biasa tersebut. Namun Iskandar menduga, senpi-senpi itu dibuat oleh mereka sendiri.
“Kalau senpi, kemungkinan dibuat oleh mereka, kemungkinan ya, karena itu bukan senpi organik, tetapi rakitan. Entah nanti dibuatnya dimana, karena penjual senpi di Haruku itu belum kita tangkap, jadi masih kita telusuri,” jelasnya lagi.
Iskandar mengatakan, jenis amunisi yang akan dibawa ke Nabire beragam. Yang paling terbanyak yaitu berkaliber 5,56 mm. Sisanya campuran yakni 7,62 mm dan peluru karet.
“Yang paling banyak adalah kaliber 5,56 sebanyak 302 butir. Jadi totalnya 371 butir. Kemudian dua magazen SS1 dan 1 buah magazen M16,” jelasnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, para tersangka mengaku baru kali pertama akan mengirimkan senpi dan amunisi ke Papua.
“Mereka mengaku baru pertama kali membawa senjata api. Karena itu atas permintaan dari Papua sana. Ada orang asal Maluku yang tinggal di sana juga yang pesan,” jelasnya.
Lantas, apakah barang berbahaya tersebut akan dijual kepada OPM atau KKB?, Iskandar mengaku belum dapat memastikan.
“Kita tidak bisa pastikan itu untuk KKB atau OPM. Tapi yang jelas pesannya (senpi) pun orang Maluku yang tinggal di sana. Mereka mendapat pesanan dari siapa, kita belum bisa ketahui karena yang di Papua juga belum kita amankan,” ujarnya.
Editor: Husen Toisuta
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Discussion about this post