AMBONKITA.COM,- Tim dokter Rumah Sakit Tentara (RST) Ambon nekat mengambil resiko tertular covid-19 demi menyelamatkan MT, korban luka tembak di Pulau Haruku.
MT tertembak penembak misterius di perbatasan Negeri Hulaliu dan Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (15/2/2022).
Pemuda 27 tahun itu dilarikan ke RST atau Rumah Sakit Tingkat II, J.A. Latumeten Ambon pada Rabu (16/2/2022). Operasi pengeluaran proyektil peluru yang bersarang di kaki kirinya baru dilakukan Kamis (17/2/2022).
Operasi baru dapat dilakukan karena ternyata dari hasil pemeriksaan rapid antigen, korban dinyatakan positif covid-19.
Kakesdam XVI/Pattimura, Kolonel Ckm dr. Bima Wisnu Nugraha, mengatakan, pasien dibawa langsung dari tempat kejadian di Haruku ke Ambon dengan kondisi stabil.
“Kondisi umum pasien baik. Operasi dilaksanakan Kamis, 17 Februari siang, dikarenakan pasien terkonfirmasi positif covid-19,” kata Bima melalui siaran pers yang diterima dari Pendam Pattimura, Jumat (18/2/2022).
Menurut Bima, karena korban positif covid-19, sehingga operasi dilaksanakan sesuai ketentuan protokol pasien Covid-19.
“Tim dokter memakai APD level 3, meskipun demikian bukan berarti tidak ada resiko tertular, tim dokter ini tetap berisiko tertular virus covid-19,” ungkapnya.
Bima mengaku, operasi harus dilakukan segera, dan tidak bisa menunda atau menunggu hingga pasien dinyatakan sembuh dari covid. Sebab, dikhawatirkan luka yang dialaminya akan membusuk dan beresiko bagi keselamatan jiwa korban.
Perwira tiga melati di pundaknya itu mengaku tim dokter berani mengambil resiko tertular covid karena harus melakukan tindakan medis secara cepat dan tepat.
“Demi menyelamatkan jiwa pasien korban tembak, yang saat ini diketahui positif covid-19, dokter RST menempuh resiko tertular juga,” jelasnya.
Operasi pengangkatan proyektil dari kaki korban dilakukan untuk menyelamatkan pasien dari amputasi kakinya.
“Operasi berjalan lancar dan pasien dalam kondisi sehat serta seluruh tim dokter serta perawat yang bertugas juga dalam keadaan sehat,” pungkasnya.
Editor: Husen Toisuta
Discussion about this post