AMBONKITA.COM,- 78 tahun sudah Indonesia merdeka. Mirisnya, kemerdekaan ini belum dinikmati masyarakat di kecamatan Kilmuri, kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku. Mereka masih harus berjuang untuk ke sekolah.
Seperti yang dialami masyarakat di desa Afang Defo, desa Nekan, dusun Walang Tenga, dan desa Likuratu, kecamatan Kilmuri, SBT. Tak ada akses jalan alternatif untuk menghubungkan desa-desa ini.
Untuk ke sekolah para siswa dan guru terpaksa berjalan kaki menyusuri tepian pantai. Mereka rela dipukul ombak hingga nekat berenang menyeberangi sungai berarus deras. Saban hari aktivitas ini mereka lakukan.

Seperti halnya unggahan video yang viral di media sosial, di mana terlihat para siswa, guru hingga tenaga kesehatan tampak berjalan kaki menyusuri tepian pantai sembari dihantam gelombang. Mereka juga tampak melewati semak-semak jika ada gelombang besar, hingga berenang menyeberangi kali atau sungai.
Apabila terjadi cuaca buruk seperti ombak besar dan hujan lebat, aktivitas yang mereka lakukan setiap hari harus terhenti. Bahkan ada yang nekat untuk bertarung nyawa hanya untuk menimba ilmu di sekolah.
Kepada Ambonkita.com saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Kamis (13/2/2025), Nyong Rumakabis, seorang guru SMP, mengaku, setiap hari mereka pergi ke sekolah dengan kondisi basah. Tak jarang, mereka selalu membawa pakaian ganti.
Guru pendidikan jasmani pada SMP Afang Defol ini mengaku, jumlah siswa yang bersekolah lebih dari 100 orang. Mereka berasal dari desa Afang Defol, desa Nekan, dusun Walang Tenga dan desa Likuratu.

Untuk ke sekolah, para siswa yang berasal dari desa Nekan, dusun Walang Tenga dan desa Likuratu harus melalui jalur tersebut. Mereka menyusuri tepian pantai hingga menyeberangi sungai.
Nyong Rumakabis sendiri bermukim di desa Nekan. Untuk ke sekolah, dirinya harus menempuh perjalanan jalan kaki selama kurang lebih 2 jam. Itu pun tergantung kondisi cuaca. Apabila cuaca buruk mereka terpaksa tidak bersekolah.
“Keluar (rumah) dari jam 5 pagi sampe (sampai/tiba di sekolah) jam 7,” kata Rumakabis.
Ia berharap pemerintah daerah, pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat dapat menyelesaikan persoalan yang mereka alami.
“Kami berharap pemerintah bisa mempercepat pembangunan akses jalan yang memadai di kecamatan kilmuri,” pintanya.
Editor: Husen Toisuta