AMBONKITA.COM,- Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB), menggelar workshop batik dan kerajinan yang berlangsung di kantor Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Ambon, Rabu (11/10/2023).
Kegiatan yang diselenggarakan atas kerja sama dengan Badan Pengelola Dana dan Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ini bertujuan untuk mendorong pemanfaatan produk turunan dan limbah kelapa sawit sebagai bentuk promosi diversifikasi produk Kelapa Sawit di wilayah Maluku.
Kegiatan yang dilakukan itu juga menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku dan Kota Ambon serta BSPJI Ambon. Ini dilakukan untuk pemantapan kreativitas guna pengembangan pelaku Industri Kecil Menengah (IKN) di sektor industri batik dan kerajinan di Maluku.
Rencananya, kegiatan yang diikuti oleh 30 orang peserta ini akan digelar selama 5 hari. Terhitung sejak tanggal 9 – 13 Oktober 2023 yang berlangsung di Gedung BSPJI Ambon.
Workshop tersebut terbagi dalam dua fokus kegiata. Diantaranya workshop kerajinan yang diikuti 20 peserta, dan 10 lainnya akan ikut workshop batik.
Kepala BBSPJIKB dalam sambutannya yang disampaikan Ketua Tim Kerja OPTI Pendampingan dan Konsultansi BBSPJIKB, Aan Eddy Antana, mengatakan, untuk bisa mendorong peningkatan daya saing industri daerah, perlu kolaborasi dan usaha bersama dari berbagai pihak. Kolaborasi dilakukan melalui kegiatan pengembangan kompetensi SDM industri.
“Sektor industri di Provinsi Maluku berpotensi untuk dikembangkan karena secara geografis provinsi ini berada di antara dua pulau besar di Kawasan Indonesia Timur (Pulau Papua dan Pulau Sulawesi) serta dilalui Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) sebagai salah satu jalur perdagangan dan pelayaran,” katanya.
BACA JUGA: Polda Maluku Laksanakan Rakor Kesiapan Pengamanan Pemilu 2024
Para peserta workshop akan diberikan pemahaman teknis cara membuat produk batik dengan memanfaatkan malam dari kelapa sawit. Sementara untuk workshop kerajinan, para peserta akan diajari cara membuat berbagai produk kerajinan anyaman lidi kelapa sawit, seperti kotak hantaran, tudung saji, tas, piring, kotak tisu, cermin, hiasan lampu dan produk home decor lain.
Selain mendorong industri batik dan kerajinan dalam memanfaatkan potensi dan limbah dari perkebunan kelapa sawit, kegiatan ini juga sebagai langkah strategis kampanye positif wujud keberpihakan Pemerintah Indonesia pada industri kelapa sawit nusantara. Pasalnya, industri kelapa sawit nusantara sempat mendapatkan serangan negatif dari negara-negara Eropa beberapa waktu lalu. “Sehingga kegiatan workshop ini kami lakukan agar citra industri ini kembali positif di mata internasional,” tandasnya.
Kegiatan workshop tersebut mendapat apresiasi dari Pemerintah Daerah Provinsi Maluku melalui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku, Yahya Kotta.
Yahya Kotta mengaku pengembangan IKN di Maluku cukup berkembang. Ini terbukti saat pandemi Covid-19 yang melanda, IKN yang bergerak dalam pengolahan pangan, cukup eksis dan mengasilkan sejumlah produk olahan.
Menurut Yahya, hadirnya kegiatan workshop ini, diharapkan dapat menjadikan IKN di Maluku lebih berkembang, terutama industri batik maupun kerajinan.
“Di Maluku ada kerajinan serupa namun kain tenun yang menjadi ciri khas sejumlah daerah di Maluku, nah dengan adanya workshop ini berarti kreativitas lebih dikembangkan lagi apalagi olahnnya ini dari limbah kelapa sawit,” jelasnya.
Ia menambahkan, setelah workshop ini tugas Dinas yaitu menyiapkan wadah agar kreatifitas yang dilatih tersebut dapat tersalurkan.
“Selesai pelatihan tanggung jawab kami untuk dorong ke pasar lewat pameran, juga memasukan mereka ke dalam data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) agar kretafitas ini dapat dilihat dan dipromosikan bahkan terus dikembakan lewat platform platform tertentu,” jelas dia.
Editor: Husen Toisuta
Discussion about this post