AMBONKITA.COM,- Pabrik pengolahan sampah plastik mulai dibangun di Kota Ambon. Pembangunan pabrik milik PT. Milion Limbah Ambon, ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wali kota Ambon, Richard Louhenapessy pada Rabu (16/3/2022).
Pabrik yang dibangun untuk mengatasi persoalan sampah, khususnya plastik ini dibangun di area Negeri Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan. Ikut dalam peletakan batu pertama adalah Sekretaris kota Ambon Agus Ririmasse.
Dalam sambutannya, Richard memberikan apresiasi kepada Hendra, Direktur Utama PT. Milion Limbah Ambon, karena telah bersedia berinvestasi di Ibukota provinsi Maluku ini.
Apresiasi diberikan karena Ambon menjadi pilihan investasi dari beberapa kota besar lainnya yang juga memberikan tarawan. Padahal, dari volume sampah yang ada dibandingkan kota-kota besar itu, potensinya jauh lebih besar dan menguntungkan.
Menurut Richard, dengan adanya pabrik pengolahan sampah plastik akan memberikan dua keuntungan bagi kota Ambon. Dari aspek komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) terhadap lingkungan, juga dari aspek penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat.
“Pertama, merupakan komitmen kita untuk terus menjaga lingkungan di mana kita berada, dan yang kedua yaitu membuka ruang untuk rekrutmen lagi tenaga kerja yang ada. Hal ini akan berdampak betul dalam peningkatan kualitas hidup para anggota masyarakat kita,” katanya.
Richard mengaku akhir-akhir ini sampah plastik menjadi ancaman serius bagi pemerintah dan masyarakat. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyebutkan limbah plastik Indonesia mencapai 66 ton/tahun. Sementara hasil studi LIPI 2018 menyebutkan sekitar 0,26 – 0,59 juta ton sampah plastik mengalir ke laut, termasuk di wilayah Teluk Ambon.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2018, kurang lebih 9,8 miliar lembar kantong plastik digunakan masyarakat Indonesia tiap tahun. Dari jumlah itu hampir 95 persen menjadi sampah.
“Bagi masyarakat modern, penggunaan plastik memberikan alternatif lebih menarik daripada bahan lainnya. Plastik merupakan cara yang aman dan nyaman untuk menyimpan dan membawa makanan dan barang lainnya, namun tidak didimbangi kemampuan untuk menangani limbahnya,” jelasnya.
Wali kota Ambon dua periode ini mengaku plastik tidak dapat membusuk secara alami. Limbahnya bahkan tidak tidak dapat terurai secara hayati. Kalaupun dapat terurai secara hayati, pada akhirnya terurai menjadi potongan mikroskopis yang mencemari laut serta ikan.
Olehnya itu, Richard mengaku pihaknya terus melakukan sosialisasi dan mengkampanyekan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan, sebagai pengganti plastik.
“Juga mendorong berbagai komunitas peduli lingkungan, serta kegiatan daur ulang sampah plastik menjadi produk-produk bernilai ekonomi yang dilakukan oleh perorangan maupun komunitas, termasuk yang dilakukan PT. Milion Limbah Ambon saat ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Hendra, dalam laporannya menyampaikan pabrik yang dibangunnya adalah untuk memisahkan sampah biasa dengan plastik. Ini untuk mencegah limbah plastik berada di tanah dan mencemarkan lingkungan.
“Sampah plastik ini kita bersihkan dan kita bawa kembali ke Pulau Jawa untuk dimanfaatkan. Oleh sebab itu dengan hadirnya pabrik ini, kami yakin akan banyak pecinta lingkungan yang akan datang ke Kota Ambon yang bekerjasama dengan kami untuk minimal membereskan masalah plastik dulu di Ambon,” kata dia.
Editor: Husen Toisuta
Discussion about this post